Pertama kali aku melihat mereka. Jelas aku langsung terharu. Bukan karena apapun, tapi karena aku sebagai manusia. Lalu aku putuskan segera menghampiri mereka. Tanpa harus mempedulikan keberadan mu, untuk segera memberikan sesuatu kepada mereka, buat makan mereka, buat pegangan mereka.Â
Kenapa ku lalakukan itu? Ya, Karena aku sangat malu kepada tuhanku, saat melihat mereka seperti itu. Dan aku sangat merasa kasihan sekali kepada mereka. Bukan karena aku sok-sokan dermawan, sok-sokan pintar, sok-sokan peduli. Tapi aku menganggap mereka itu adalah manusia ciptaan tuhan, jelas mereka bukan binatang. Bukan juga virus penyakit mematikan.Â
Sungguh sangat berdosa sekali, apabila kita sebagai manusia, selalu mengabaikan keberadaan orang-orang seperti mereka. Kamu kan melihat sendiri mereka. Tiap hari, yang bisa mereka makan adalah sisa-sisa makanan dari orang-orang. Yang dibuang sembarangan, kadang juga buah-buahan busuk serta makanan telah kadaluarsa. Minumnya pun, mengambil air kran, yang ada di kamar mandi umum. Untuk direbus ala kadarnya.nKadang kalau lagi beruntung, bisa minum air mineral, itu pun dari sisaan milik orang.
Kamu kan tadi melihat sendiri, kondisi tubuh mereka berdua. Sangat kotor sekali, penuh debu dan tanah. Bahkan tak punya baju, untuk menggantikan kaos robek, yang tengah nempel dibadan mereka.Â
Sebab, mereka jarang mandi, lantaran kalau mereka mau mandi, harus menunggu malam hari. Saat suasana pasar telah sepi, tak ada aktifitas lalau lalang dan jual beli.Â
Lihatlah, badan mereka kurus kering, tampak seperti tulang hidup lagi berjalan. Mereka begitu sangat nelangsa sekali, dikala menikmati umurnya yang mulai beranjak senja. Tanpa ada persiapan mencari bekal kematian. Tak ada pula pesiapan kain kafan. Sebab, mereka sendiri tak tahu. Kalau mati ada orang yang mau mengurusinya apa tidak. Dan ada orang yang mau mensholatinya apa tidak. Lantaran selama ini, orang-orang yang melihat mereka, justru malah pada menjauhinya.Â
Apa kamu tak merasa kasian?. Mereka itu manusia bukan binatang loh. Dan jelas mereka itu adalah makhluk ciptaan tuhan. Kenapa kamu harus malu, saat aku berbicang-bincang dengan mereka. Kemudian aku memberikan sesuatu kepada mereka?Â
Sungguh. Aku sudah berjanji kepada mereka berdua. Bahwa besok pagi, aku akan kembali lagi kesana. Untuk sekadar memberikan baju maupun lainya, kepada mereka.Â
Dan aku berjanji, akan berkata kepada orang-orang dipasar. Yang selama ini, sudah tak memperdulikan kondisi mereka, dan sudah membiarkan mereka mengalami banyak penderitaan.Â
Aku akan mengatakan kepada semua orang. Bahwa kedua orang tersebut adalah manusia ciptaan tuhan. Jelas bukan dua ekor binatang. Lantas apa artinya kalian punya agama serta punya tuhan? Apakah kalian tidak merasa malu dengan tuhan kalian? Kenapa sifat kalian masih berani ingkar?
Tak berapa lama, kawan ku pun meminta diriku, untuk putar balik kepasar. Ternyata dia bercucuran air mata, usai dengan serius mendengarkan penjelasanku.Â