Bocor Bikin Suasana Rumah Menjadi Riuh
Kala musim penghujan tiba, bagi keluargaku merupakan sebuah bencana musiman yang tak pernah usai. Tetapi terasa begitu sahdu sekali, dari sudut padag tertentu dalam hal kenangan.
Dimana saat hujan turun dengan sangat derasnya, semua anak-anak ku dan istri ku berkumpul bersama, bersenda gurau sambil makan camilan dan minum teh hangat. Serta diselingi pelukan-pelukan manja saat kilatan petir dan suara gemuruh menggelegar.
Tentunya usai merasa kelelahan, setelah mondar mandir membawa sejumlah perabotan rumah tangga. Guna menampung tetesan air hujan yang masuk kedalam rumah, akibat dari genting rumah pada bocor semua.
Tak begitu lama, langsung terdengarlah suara ember, baskom, panci, yang terkena tetesan air hujan yang bersaut-sautan. Seolah-olah bunyi nadanya yang merdu tersebut. Sengaja meledek keluarga ku, hingga menambah suasana semakin tak karuan karena irama perut pun mulai terdengar.
Kalau sudah pada begini. Terpaksa aku dan istriku , membuat nasi goreng tekur dadar ala rumah bocor. Setelah itu, aku dan istriku serta anak-anak ku makan bersama-sama. Guna meredam gejolak cacing-cacing perut yang terus menggelepar.
Usai hujan mulai reda, kesibukan keluarga ku mulai terjadi lagi. Dimana semua perabotan yang sudah pada penuh terisi tetesan air hujan, diangkat dan di rapikan seperti semula.
Begitulah kehidupan keluargaku, susah senang dinikmati bersama. Sambil di iringi keluhan serta candaan ringan. Yang mana aku selalu mengatakan kepada anak-anak ku, bahwa kehidupan di dunia ini memang sebentar semua. Susahnya hanya sebentar, begitu pun saat seneng, juga hanya sebentar. Tetap semangat!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H