Mohon tunggu...
Yan veraosmana
Yan veraosmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ngerokok lan Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kegagalan dan Bangkit dari Kebangkrutan

3 November 2022   09:37 Diperbarui: 3 November 2022   09:40 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegagalan Dan Semangat Bangkit

Titik terendah seorang pengusaha dan wirausaha adalah kebangkrutan. Ya, memang itu sesuatu yang menakutkan dan juga takan bisa terelakan. Pedih, pilu sengsara sekali kalau sudah pernah merasakan dari sebuah kebangkrutan. 

Seperti yang pernah aku alami. Dimana, segala hal kena dampak buruknya termasuk nama baik keluarga maupun nama baik ku. Dan dalam hal utang piutang pun sangat berdampak sekali dari sisi kedepanya.  " Dan ternyata, disaat aku dikondisi tersebut, tak seorang pun kerabat, rekan, mitra yang pada mau peduli. Bahkan mereka cenderung menghindar dengan berbagai macam alasan dan lainya. Parah memang tapi lebih parah lagi, melihat aku pun mereka merasa jijik, mungkin mereka sadar kedatanganku hanya untuk minta bantuan". Ah pahit sekali rasanya, kejam sekali dunia ini. Gumamku dalam hati.

Namun aku harus bangkit, aku harus sukses lagi seperti dulu. Kalimat itu terus terngiang dalam benak ku. Tapi untuk menuju itu, ternyata sulitnya bukan main. Bahkan untuk ucapkan kata bangkit pun ternyata sangatlah susah sekali. Karena semuanya sudah percaya dan yakin, ngapain berteman dengan orang gagal dan orang bangkrut. Sedih sekalin kan!!. Kondisi itu, membuatku rapuh, dan tiap hari menangis dalam hati, sehingga selalu terbelenggu penderitaan.

Disaat semacam itu, didalam benaku, waktu itu, hanya tinggal semangat saja. Dan ternyata untuk bangkit dari keterpurukan dan kebangkrutan susahnya minta ampun. Karena sekarang baru menyadari betapa susahnya usaha ditengah kondisi dikucilkan dan terkucilkan. " Sekarang aku baru sadar, disaat sesulit itu, di dalam keterpurukan itu, ternyata sebuah proses itu mengajarkan banyak hal, yang mana tidak harus menyesali apapun itu, ternyata sangatlah penting sekali, terkecuali dosa. Dan pada titik ini juga, aku baru sadar, bahwa setiap apa yang terjadi pasti akan ada hikmahnya. Dan tugas ku sekarang, hanyalah berpasrah diri dan ikhlas untuk siap menjalani segala keputusan illahi robbi.

Memang kalau di lihat dari sudut pandang manapun, perjuangan hidup takan pernah usai, namun pada titik ini, untuk bangkit lagi dari titik awal kejayaan, bisa dimulai lagi tapi bukan dari nol. Namun dimulai dari pengalaman yang sudah terjadi. " Aku seorang pengusaha dan wirausaha. Bisa dibilang pejuang rupiah dan bisa juga dikata orang yang selalu siap bilang ok, bisa, segera tanpa mempedulikan kondisi badan. Berat sekali memang. Tapi untuk sukses tak perlu berdasi, tetapi menurutku sih, cukup kerja keras tanpa mengenal gengsi pun bisa meraih kesuksesan juga". Heheheh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun