Mohon tunggu...
Yan veraosmana
Yan veraosmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ngerokok lan Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolaborasi Antar Mahasiswa Dari Dua Perguruan Tinggi

31 Oktober 2022   22:20 Diperbarui: 6 November 2022   19:48 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolaborasi mahasiswa Universitas Bhamada Slawi Dan UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan, Edukasi warga Desa Curug Pangkah Tegal

Senin, 31 Oktober 2022, sejumlah mahasiswa Universitas Bhamada Slawi dan mahasiswa UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan, melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Curug Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.

Tujuan utama dari kegiatan kerjasama antara Mahasiswa beda perguruan tinggi tersebut. Guna memberikan penyuluhan kesehatan tentang stunting dan juga demam berdarah dengue kepada msyarakat Desa Curug.

Dimana tema dari kegiatan itu sendiri, tentang "Indonesia sehat, generasi bebas stunting dan DBD. Dengan menitik beratkan pada penyuluhan sebagai upaya mempercepat penanggulangan kejadian stunting dan DBD yang ada di desa Curug kec. Pangkah kab Tegal.  

Dosen pembimbing kegiatan dari Universitas Bhamada Slawi, Arif Rakhman, MAN. Dalam sambutannya menerangkan, bahwa sebanyak 14 mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhamada Slawi yang berkolaborasi dengan 12 mahasiswa dari UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan melakukan penyuluhan kesehatan sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah didapatkan dari kampus. Karena pada hakekatnya mahasiswa wajib memberikan dampak perubahan terhadap kesejahteraan masyarakat indonesia sesuai dengan bidang keilmuan yang telah dipelajari. "Kebetulan kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Curug ini, alhamdulilah juga didukung dan dihadiri oleh sejumlah warga dan tokoh masyarakat sekitar". Terangnya

Sementara itu, Kepala Desa Curug Bapak H. Slamet, Sp.d. Dalam sambutannya menyampaikan, terselenggaranya kegiatan ini, tidak lain tujuannya adalah. Agar masyarakat waspada dan mengenali ciri-ciri tumbuh kembang balita dengan stunting di lingkunganya sendiri, serta masyarakat juga dapat mencegah terjadinya demam berdarah dengue yang sering dialami oleh warga khususnya anak-anak. " Topik tentang stunting dipilih sudah sangat tepat. Sebab, merupakan prioritas masalah kesehatan anak di Indonesia. Dan Stunting atau kerdil yang terjadi pada balita memiliki ciri khas yaitu tinggi badan atau berat badan tidak sesuai dengan usianya. Stunting dapat terjadi karena kekurangan gizi kronik yang dialami oleh anak. Maka dari itu kejadian stunting dapat dicegah dengan memberikan asupan gizi yang cukup pada1.000 hari pertama atau sekitar tiga tahun kehidupan sejak masih dalam kandungan. Apabila asupan makanan ibu cukup ketika hamil, pemberian ASI eksklusif pada bayi, dan membiasakan pola makan gizi seimbang untuk anak dapat dilakukan maka kemungkinan anak menjadi stunting akan menurun". Terangnya.

Dan pada topik penyuluhan kedua yakni pencegahan dan penanganan penyakit DBD, yang mana dapat menyerang berbagai kalangan usia, dilakukan dengan mengajarkan pembuatan ovitrap atau perangkap nyamuk untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty. Dan Dalam sesi ini, terlihat masyarakat antusias sekali mengikuti kegiatan.  Hal tersebut terlihat, dalam memperagakan pembuatan Ovitrap dari botol plastik bekas bersama mahasiswa. Pembuatan ovitrap dimulai dengan memotong botol plastik tadi menjadi dua dan memasangkan bagian atas botol pada posisi terbalik kemudian dibungkus dengan plastik hitam. Sebagai daya tarik nyamuk untuk masuk ke dalam perangkap maka ovitrap diisi dengan air yang dicampur dengan gula dan ragi.

Acara penyuluhan juga selingi dengan pembagian doorprise kepada para warga yang aktif bertanya dan juga kepada warga yang dapat menjawab pertanyaan seputar topik yang telah disampaikan. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan, mengingat berbagai masalah kesehatan yang sering dialami oleh warga. Dengan memberikan pendidikan kesehatan membuat warga menjadi lebih peka terhadap perubahan kesehatan yang terjadi dan dapat segera menangani masalah tersebut secara mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun