Aku ingin pergi ke tempat yang syahdu
Di sana da penyair yang sedang membacakan bait-bait puisinya dengan haru
Tak perlu kursi mewah untuk tempatku duduk
Cukup reremputan di malam hari yang menjadi alasku sambil menekuk lutut
Tak perlu barisan paling depan untukku bisa mendengar bisikan-bisikan syair haru
Cukup duduk paling belakang dengan segelas kopi di tangan, dan bersebelahan denganmu
Aku tidak tahu, apakah ini nyata atau palsu
Tentang orang-orang yang bergembira menjalani hidup semu
Tentang cinta-cinta yang bergelora di atas harapan-harapan yang tak tentu
Aku tidak tahu
Aku ingin pergi ke tempat yang syahdu
Tempatnya para penyair yang kehabisan kata-kata saat merindu
Tempatnya para perindu yang menyebut-nyebut nama kekasihnya sepanjang waktu
Lalu akan kudengar sanjungan-sanjungan dengan khusyuk
Hingga telingaku mengalir penuh untaian-untaian merdu