Terima kasih atas nasihat pedih yang kau lemparkan padanya pagi ini.
Tampaknya kau terlalu lihai berkata, hingga ucapmu tepat menghujam lubuk hati.
Mengusik sedikit ketenangan yang dijaga, tapi kau berhasil mengoyaknya.
Hingga air matanya menjadi saksi betapa kata-katamu sudah menjadi pedang yang melukainya.
Ucapnya, semoga engkau bahagia.
Dunia sangat kejam padanya, bahkan kepada yang dianggap saudara.
Andai Ibunya masih ada, akan direbahkan tangisnya pada pundak surga itu.
Menangis sekencang-kencangnya, mengapa ia tak ikut mati saja.
Mengucap selamat tinggal pada apa saja yang ia jumpai.
Kemudian doanya, semoga engkau bahagia.
Silakan saja kau bangga-banggakan kebanggaanmu yang tiada tara.
Ia sama sekali tak terusik oleh celoteh tak bermutu mu.
Silakan saja tertawa hari ini dan berbahagia di dunia.
Selagi doanya untukmu tetap sama, semoga engkau bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H