Mohon tunggu...
Nurul Yamsy
Nurul Yamsy Mohon Tunggu... Penulis - .

Jika ucap tak lagi mampu berkata, biarlah kata yang mengungkap

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Persimpangan Jalan

24 Agustus 2020   23:17 Diperbarui: 24 Agustus 2020   23:25 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali saat ini, aku dan kamu sedang berada di persimpangan jalan. Menggenggam sebuah tujuan untuk hidup yang akan datang. Sambil merapal do'a untuk seuntai harapan yang kian menerjang.
Barangkali saat ini, kita sedang berada di antara sebuah pilihan. Melangkahkan kaki ke depan sambil menggenggam tangan yang kan mengiringi langkah, atau malah melepas genggaman untuk sebuah pilihan yang lain.

Ini bukan hanya sekedar kisah sepasang kekasih yang pilu dirundung kegelisahan. Ini bukan hanya sekedar cerita antara aku dan kamu yang harus berjuang menentukan sebuah pilihan. Tapi ini adalah tentang takdir yang mengantarkan kita pada perjuangan mempertahankan rindu di atas kedilemaan. Tapi ini adalah tentang ketetapan untuk aku dan kamu yang telah dituliskan oleh Tuhan.

Apa harus kuistirahatkan kata-kata rinduku, kekasih. Agar kamu di sana, tak bising dengan riuhnya segala sajak kerinduan yang kupunya. Apa harus kudamaikan getaran cinta yang kian berulah di dasar hatiku ini, kekasih. Agar kau bisa merajut cinta yang baru di persinggahanmu yang lebih indah.

Tepatnya di persimpangan jalan ini. Kutitipkan jejak-jejak rindu yang kumiliki, guna mengantarkanmu menemukan jalan kerinduan, yang mampu membuat candu terasa lebih indah. Tepatnya di persimpangan jalan ini, kusampaikan lambaian tangan atas salam perpisahan, semoga kelak waktu akan mempertemukan kita kembali dalam mahligai kesucian cinta yang diridhai.

Salam rindu.

Nurul Yamsy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun