Menumbuhkan pemahaman tentang desa kepada para pemuda desa,  bukan hal yang mudah untuk dilakukan.  Bisa karena terbatasnya kemampuan pemerintah desa untuk menggerakan literasi desa, minimnya kesadaran menyediakan ruang kegiatan literasi desa termasuk kurangnya sarana belajar tentang sejarah peradaban desa bisa  menjadi penyebab rendahnya pemahaman pemuda desa.
Tulisan ini merupakan refleksi kegiatan Napak Tilas Tapal Batas Desa Tanjung Kesuma Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur, yang diselenggarakan pada 10 November 2014. Kegiatan yang di prakarsai beberapa pemuda desa, Â mengambil momentum peringatan hari pahlawan pads tahun tersebut.
Mengapa Perlu Kegiatan Napak Tilas?
Minimnya ruang kegiatan bagi pemuda desa adalah faktor utama mengapa ide kegiatan Napak Tilas Tapal Batas Desa kemudian bergulir menjadi obrolan serius.
Selang beberapa hari kemudian baru diadakan pertemuan untuk menyampaikan ide dan gagasan kegiatan kepada beberapa orang yang dipandang mau untuk membantu penyelenggaraan acara ini.
Pertemuan ini dihadiri tokoh pemuda,  anggota lembaga pemberdayaan masyarakat dan perangkat desa. Pada Rembuk ini  dibahas mengenai ide dan gagasan dasse.  Setelah itu dilanjutkan dengan membahas teknis dilengkapi dengan membahas mekanisme sosialisasi kegiatan kepada para pemuda.
Tahapan selanjutnya adalah rekrutmen pemuda yang akan menjadi peserta dan mendapatkan 14 pemuda desa. Â Namun pada acara technical meeting memjelang hariboelaksanaan, hanya 10 pemuda menyatakan siap mengikuti acara.
Pada hari pelaksanaan, para pemuda di kumpulkan di titik awal batas desa. Â Acara pelepasan dipimpin langsung oleh kepala desa di hadiri jajaran perangkat dan pimpinan lembaga desa.
Pada kesempatan itu Kepala desa berpesan agar pemuda bisa memetik nilai dari kegiatan ini. Para pemuda desa bukan diajak menjadi pahlawan. Namun  mereka perlu memaknai hari Pahlawan sebagai bentuk rasa hormat kepada para pendiri desa yang telah bekerja keras merintis berdirinya desa Tanjung Kesuma.  Desa yang menjadi tanah kelahiran, tempat tumbuh dan berkembang nya harapan harapan, hingga tempat menaruh rasa bangga kepada desa.
Pemuda memulai perjalanan Napak Tilas dengan menyusuri sisi barat desa. Rute ini berupa persawahan,  dan saluran air sebagai batas desa.  Memasuki sisi utara desa, sepanjang rute adalah sungai. Para pemuda  menyusuri tebing sungai, tidak jarang para pemuda ini harus turun menyusuri sungai.
Pada sisi timur desa, batas desa berupa saluran air, Â sawah dan pekebunan milik warga masyarakat. Dan memasuki sisi selatan, batas desa adalah jalan, saluran irigasi, sawah dan pemukiman penduduk desa tertangga.
Acara ini didukung oleh 14 tenaga pemandu, yang dibagi untuk menempati pos pos yang telah ditentukan. Â Mereka membawa perbekalan untuk peserta seperti air mineral, snack dan obat obatan.
Tugas para pemandu adalah memastikan seluruh peserta dalam kondisi baik, Â tidak kekurangan pasokan air minum dll.
Hingga hari ini sudah 1400 berlalu acara tersebut dilaksanakan. Tidak sampai setahun berselang dari Kegiatan tersebut, beberapa pemuda mengisi kepengurusan Karang Taruna Desa, dan perangkat desa. Mereka juga relatif lebih aktif bergkegiatan di desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H