Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku "Green Democracy"

28 September 2024   08:48 Diperbarui: 30 September 2024   14:29 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gagasan dalam buku ini hadir dalam kesunyian gagasan kolektif bangsa tentang ide dan upaya mendemokratisasikan lingkungan. Dus, memang nyatanya, demokrasi kita terlalu electoral heavy. Padahal spektrum demokrasi secara substansi sangatlah luas.

Jika demokratisasi terhadap politik praktis kita harapkan memiliki output pada politik yang kian civilized, egaliter dan filantropis, maka semestinya terhadap lingkungan pun kita memiliki impresi demokrasi yang sama, dimana memperlakukan lingkungan secara etik dalam ekonomi dan pembangunan.

Dari buku ini, kita dapat abstraksikan bahwa, pembangunan yang ecology friendly adalah endogen factors. Herman Daly, dalam Ecology Friendly Development, berpendapat, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan harus memperhitungkan batasan-batasan ekologi dan harus muncul dari dalam sistem ekonomi itu sendiri (endogen), bukan melalui faktor-faktor eksogen yang memaksakan perubahan dari luar.

Jadi Green Democracy yang ditulis Wakil Ketua DPD RI, Sultan Baktiar Najamuddin, adalah sebuah upaya meng-endogenize pembangunan yang ecology friendly dalam landscape demokrasi Indonesia. Buku ini boleh dikata, menawarkan suatu ide yang progresif sekaligus inovatif, dimana demokrasi---yang electoral heavy, juga sedapat mungkin memproduksi suatu kebijakan pembangunan yang berkelanjutan secara serius.

Green Democracy sendiri adalah ide yang pernah dicetus oleh beberapa ilmuan. Diantaranya David Orr. Seorang akademisi dari USA dan penulis yang terkenal dalam bidang lingkungan, dan pendidikan, serta gagasan-gagasannya berkaitan dengan demokrasi hijau atau green democracy, yang menekankan keterkaitan antara kelestarian lingkungan dan keadilan sosial dalam kerangka demokrasi.

Demikian juga John Dryzek. Seorang ilmuwan politik dari Australia yang banyak menulis tentang demokrasi ekologis (ecological democracy), yang berkaitan erat dengan konsep "green democracy." Dryzek menekankan pentingnya partisipasi publik dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan dan peran demokrasi dalam mencapai keberlanjutan lingkungan.

Dari pandangan Orr dan Dryzek, keduanya meletakkan masa depan kesimbangan lingkungan melalui partisipasi publik dalam pengambilan keputusan. Artinya, pendekatan perlakuan kebijakan pembangunan terhadap isu-isu kesimbangan lingkungan, perlu menyerap seluruh kepentingan, termasuk masyarakat marginal desa di daerah, yang acap kali menjadi korban deforestasi akibat kepentingan korporasi.

Buku ini menjadi menarik, karena ditulis oleh wakil ketua DPD RI periode 2019-2024 dan menjadi Calon ketua DPD RI periode 2024-2029. Gagasan tentang Green Democracy hadir di tangan yang tepat, yakni pada seorang decision maker policy. Kebijakan pembangunan di satu sisi, dan environmental damage disaat yang bersamaan, acap kali merugikan masa depan daerah, mungkin inilah kecemasan Sultan Baktiar Najamudin, sehingga lahirlah buku Green Democracy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun