Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Adu Mekanik di Pilkada Alor 2024

7 Agustus 2024   10:14 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:38 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumput laut di Pulau Lapang sebagai salah satu komoditas di Alor yang value added-nya masih rendah (Sumber : Niar-pic)

Pasangan/Wakil dari masing-masing figur Calon Bupati Alor juga memiliki eksposur yang merepresentasikan empat zona wilayah di Alor, yakni Teluk Mutiara, Pantar, Kepala Burung dan Gunung Besar. Bila mesin politik mampu menggerakkan secara efektif, maka figur-figur calon wakil ini mampu melakukan segmentasi secara efektif ke ceruk sosialnya.

Isu seputar Pilkada Alor

Sejak tahun 2009, konfigurasi politik Pilkada Alor; kian inklusif dalam corak sosial masyarakat Alor yang multikultural. Paket Cabup/Cawabup representasi Gunung-Pantai, berperan aktif mengakomodasi fragmen-fragmen identitas politik di Alor yang beragam.

Harmoni politik Gunung-Pantai juga sebagai suatu tata nilai yang mampu memoderasi potensi dan friksi-friksi berbasis isu-isu primordial yang tak sehat. Harmoni politik dalam konfigurasi seperti ini, menjadi salah satu pilar penting dalam melandasi pembangunan Alor selama 1,5 dekade belakangan.

Populasi masyarakat Alor di bagian pedalaman, secara demografi didominasi umat nasrani, dengan berbagai suku. Sementara populasi pesisir, lebih heterososial dari sisi etnis, suku dan agama. Sinergi politik dengan mengakomodasi berbagai diferensiasi sosial demikian, menempatkan politik Alor kian terbuka dan demokratis.

Harmoni politik yang terajut selama 1,5 dekade, telah menggeser keluar isu-isu sektarianisme sempit yang menjadi toxic demokrasi di Alor. Hal tersebut terlihat dari semakin tipisnya isu-isu politik parokialistik.

Harmoni politik Alor 1,5 dekade terakhir, perlu menjadi sebuah "potret besar" untuk melihat Pilkada 2024. Berbagai anasir-anasir politik yang menjurus pada "disharmoni," tak perlu di berikan ruang, bila potensi mendistraksi stabilitas sosial dan politik yang selama 15 tahun ini terjaga dengan baik.

Isu-isu penting terkait mendorong harga komoditas lokal sebagai sektor penting dalam struktur ekonomi yang menjadi branding tim Sameon Pally menjadi isu menarik. Pasalnya, 32,70% dari PDRB Alor disokong oleh Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan nilai moneter sekitar Rp. 1,1 Triliun.

Rumput laut di Pulau Lapang sebagai salah satu komoditas di Alor yang value added-nya masih rendah (Sumber : Niar-pic)
Rumput laut di Pulau Lapang sebagai salah satu komoditas di Alor yang value added-nya masih rendah (Sumber : Niar-pic)

Namun problem pokoknya adalah investasi pemerintah/swasta belum mampu mendorong sektor ini ke arah manufaktur untuk meng-create value added. Road map ekonomi nasional ke arah hilirisasi perlu dijawab oleh para figur-figur calon Bupati Alor, melalui investasi APBD Alor yang mengarah pada core business daerah.

Dalam beberapa tulisan sebelumnya, secara eksplisit telah saya sampaikan, bahwa bertumbuhnya sektor primer seperti perikanan, kelautan dan pariwisata serta ekosistemnya, akan mengalami ekstrapolasi pada sektor sekunder seperti seperti industri pengolahan hasil laut, pembuatan perahu, dan pembangunan fasilitas wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun