Keterlibatan Zulkifli Hasan, selaku ketua partai dalam program PANsar, selain menjalankan peran sosial voluntarisme---membantu pemerintah, juga bagian linkage dari stakeholder, yang diharapkan ikut mendorong affordability warga masyarakat, mengakses minyak goreng murah.
Hal ini diperlukan, dalam rangka mengurangi tekanan pengeluaran masyarakat, akibat inflasi harga pangan bergejolak (volatile food inflation) yang menggerus daya beli rakyat kecil. Tentu saja dibeli dari distributor lalu dijual di PANsar dengan harga lebih murah.
Namun framing berita negatifnya lebih dibesar-besarkan ketimbang sisi social voluntarism serta peran; mendorong affordability terhadap minyak goreng murah. Sayangnya, berita yang kadung dirilis Kompas dengan judul Zulkifli, Antara Minyakita dan Ajakan Memilih Caleg, sama sekali tidak berimbang, tanpa mengkonfirmasi lebih dahulu narasumber utama dari PANsar.
Akibatnya, yang di-capture publik adalah framing media terkait informasi yang tak memiliki kedalaman fakta. Sementara peran-peran social volunteerism menjadi terkaram oleh cetarnya gimmick media. Akibatnya, media sekelas Kompas, lalai menerapkan kaidah-kaidah jurnalisme secara ketat, sebagai bentuk kedalaman jurnalisme.
***
Tentu saja tantangan inflasi masih di depan mata. Dipicu oleh kebijakan moneter ketat negara-negara developed countries serta gejolak harga pangan dan energi. Faktor input pada sektor esensial seperti produk pangan, akan terdampak oleh imported inflation.
Oleh sebab itu, tantangan menjaga stabilitas harga adalah pekerjaan berat Menteri Perdagangan dari sisi tata niaga. Kendati inflasi adalah siklus bisnis yang biasa, dimana pada fase ekspansi (expansion), aktivitas ekonomi meningkat. Hal ini seringkali dibarengi dengan meningkatnya permintaan. Dan bila permintaan agregat lebih tinggi dari output aktual, maka terjadi inflasi.
Namun pemerintah bersama BI tetap menjaga agar ekonomi tidak kepanasan (overheating), baik melalui operasi moneter dengan dosis yang tepat dan mendorong output. Sehingga ekonomi menjadi lebih stabil.
Langkah-langkah strategis dan taktis seperti program Minyakita sebagai wujud menjaga daya beli masyarakat, adalah bentuk kerja cepat tanggap. Ini menjadi best practice, agar volatilitas harga pada produk esensial lainnya, dapat dimoderasi dengan langkah cepat tanggap yang sama, agar rakyat tidak antri berburu produk pangan murah hingga mati tergencet!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI