Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ancaman Kekeringan Likuiditas Pemerintah

21 Juni 2022   07:40 Diperbarui: 21 Juni 2022   07:58 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risiko imported inflation, mengandaikan produk yang diimpor untuk domestic consumption makin mahal. Cadangan devisa tergerus. Rupiah kembali kehilangan  daya. Circle nya demikian.

Yang bisa dilakukan pemerintah adalah memperkuat struktur ekonomi (PDB). Diantara 17 sektor yang selama ini menjadi driver of growth harus diperkuat dengan berbagai insentif dan kemudahan.

Yang bisa memitigasi rapuhnya pasar portfolio adalah FDI (foreign direct investment) yang diarahkan pada sektor prime mover seperti industri, pertanian dan perdagangan.

Ingat, surplus neraca dagang RI 24 bulan berturut-turut yang membuahkan windfall income, disumbang oleh ekspor nonmigas (produk hasil Industri dan pertanian).

Dari sisi moneter, langkah melajukan LCS (local currency settlement), perlu di perluas ke negara mitra dagang utama. Dalam rangka melepaskan diri dari hegemoni USD.

Juga mempertimbangkan repatriasi hasil ekspor, hingga permintaan terhadap rupiah dapat memompa rupiah di bawah bayang-bayang apresiasi USD.

Membayangkan risiko kekeringan likuiditas, sama halnya membayangkan betapa beratnya pikiran bapak Peri dan bu Srimulyani. Kembalinya ekonomi Indonesia ke zona ekspansi, membuktikan, bahwa, Indonesia punya preseden, keluar dari risiko badai

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun