Saya bukan pendukung capres siapa-siapa. Saya cuma ingin mengingatkan BUMN-BUMN itu, agar tidak berlagak bak partai politik di event Formula-E. Tugas mereka adalah cari untung dan sebagai agen pembangunan.
Tugas konstitusional mereka dalam UU No 19 Tahun 2003 Tentang BUMN, adalah sebagai "Agen Pembangunan." Bukan agen politik Erick Thohir !
Event mobil listrik Formula-E itu endorsement Indonesia menuju net zero emission 2030. Dalam rangka menekan konsumsi karbon global. Terkait pilar penting ekonomi kita. Pro growth, pro job, pro poor dan pro environment.
Kalau BUMN absen sebagai sponsor mobil listrik Formula-E di Jakarta, apakah itu tidak berseberangan dengan pilar pembangunan ekonomi Indonesia? Bagaimana si Erick ini?
Saat ini, salah satu tagline BUMN adalah "Akhlakul Karimah." Apa ga rusak akhlak BUMN, kalau sudah mulai partisan? Menggunakan cara-cara legal untuk anasir-anasir politik menteri BUMN.
Apa tidak heran sampean, pas keluar kakus Bandara Soekarno-Hatta, di sebelah kanan, ada box ATM. Dari BRI, Mandiri dan BNI, di layarnya ada muka Erick Thohir.
Setiap habis berak, pasti lihat mukanya. Kalau saja ada ribuan orang yang buang hajat di Bandara, apa tidak terkerek popularitas menteri BUMN itu?
Tempo, para buzzer; atau yang emoh dibilang buzzer dan ngakunya influencer--meskipun setali tga uang, nyinyir, soal sponsor PT Delta Djakarta TBK, dalam event Formula-E. Padahal, tidak tentu perusahaan Bir itu sponsori Formula-E, kendatipun dia BUMD.
Sebagai BUMD, PT Delta TBK adalah entitas Pemda DKI. Wong dalam ekuitasnya, terdapat porsi Pemda DKI. Komitmen politik Anies, akan divestasi seluruh saham Pemda, tapi fraksi PDIP yang keukeuh; nolak !
Ada satu framing yang hendak dikemas---"Anies biarkan Formula E- disponsori minuman haram." Anies yang dikemas seakan-akan berat "ke kanan," lalu dibenturkan dengan PT Delta Tbk--untuk melunturkan reputasi Anies.
Nah, sekarang PT Delta Tbk tak jadi sponsor. Eh seluruh BUMN pun absen. Beda halnya dengan Mandalika, sampai-sampai dukun Rara pun dimobilisasi. Dari mana si Dukun Pawang itu dibayar? Ya dari duit BUMN toh?
Tak kalah ajaibnya, menteri pariwisata pun kini mematikan seluruh akun sosial medianya. Beda halnya dengan MotoGP Mandalika, sampai ke kakus pun rasa-nya dia share MotoGP Mandalika.
Kemarin, si Erick ditanya segerombolan wartawan, "Bapak, bagaimana dengan keterlibatan BUMN dalam Formula-E?" Bukannya dijawab, malah kabur, sampai terantuk dan nyaris jatuh. Untung saja tidak jatuh terkusruk menghujam lantai.
Naga-naganya, bau busuk anasir-anasir politik BUMN itu sudah terendus publik. Sebagai orang bisnis tulen, intuisi politik Erick kurang tinggi. Kalau dia menjadikan BUMN seperti itu--tak dukung Formula-E, lihat saja !
Anies bakal jadi victim games oleh publik. Ia akan menyedot empati publik. Bisa saja likeability dan electability -nya terkerek. Formula-E akan berjalan tanpa sokongan BUMN.
Apa jadinya? likeability publik pada Erick bisa saja melorot. Pun citra BUMN buruk--sebagai partisan Capres tertentu. Apa hendak di kata, "menepuk air di dulang, kena muka sendiri. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H