Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Baraya-Preneur

1 April 2021   18:06 Diperbarui: 1 April 2021   18:11 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di acara pelatihan IKM bersama Baraya Primus (sumber : ms-doc)

Langit di Bogor cerah tanpa satu bercak awan. Saking beningnya, hawa dingin seperti menyuruk ke celah-celah dinding yang menganga. Saking dinginnya, Beberapa kawan, tidur melengkung, melipat dua kaki, hingga lutut menyundul dagu. Sebentar lagi lengkung seperti teripang kering.

Tampak tumbuhan balung, atau semacam sulur-sulur, lembab kala subuh. Suara adzan mendengking. Memecah hening. Satu dua butir embun, masih bertengger di dedaunan. Ada juga yang menetes pelan-pelan, atau sedikit malu-malu tumpah hingga melubangi tanah..

Beberapa burung pengicau seperti parkit, juga cerewetnya bukan main di pagi buta. Sampai-sampai membikin peka telinga. Tapi mengisi ruang dan gelombang suara di pagi yang tampak masih senggang; bagai irama yang tersusun harmoni.

Ini kali kesekian, mas Primus Yustisio menggelar pelatihan untuk pelaku Industri Kecil Menengah (IKM). Setelah dilantik, kegiatan peningkatan skill sudah tiga kali dihelat. Pesertanya di atas 100. Semua pure pelaku IKM di Kabupaten Bogor.

Ada usaha konveksi, mamin, produk pertanian, IT berikut produk elektronik, dan aneka usaha lainnya. Mereka punya succes story sendiri-sendiri. Ada yang sudah tajir, ada juga yang terjebak blangsak. Namanya juga usaha

Kali kedua, mereka datang dengan succes story. Ada kang Reza dari Ciseeng. Dia sekarang sudah main di marketplace. Jual ikan cupang. Omsetnya per bulan sudah Rp.20-an juta.

Tempo bulan lalu, akun shopee-nya dibobol. Saldo di akun marketplace-nya Rp.30-an juta raib percuma. Sebagai pemula, barang tentu ada salah-salahnya. Paling tinggi tekor akibat suatu petaka.

Saya bilang pada kang Reza, kenapa CEO Alibaba, Jack Ma sering memberi tema raksasa bisnisnya 1001? Itu karena, hingga Alibaba seperti saat ini, mereka membuat 1001 kesalahan. Setiap kesalahan dan komplain, itulah opportunity.

Apa jadinya kini Alibaba? Kalau saja IPO tempo lalu tidak diganjal Xi Jinping, kapitalisasi pasar (Market Kap) tembus Rp.500 triliun. Apakah itu uang? Bukan, itu hasil dari 1001 kesalahan.

Saya juga bilang, tubuh kang Reza persis Jack Ma. Ceking dengan rambut sedikit poni. Kalau Reza putih dan sedikit sipit, sudah persis Jack Ma. Tubuh seperti itu punya hoki. Tak ayal, pelan-pelan, kang Reza sudah punya, apa yang dia mau.

Sudah punya satu bini. Dan kini tengah bunting. Beberapa karyawan. Satu buah mobil dan rumah milik sendiri tanpa kredit. Di bibir sawah yang dulunya nganggur, kini jadi tempat penangkaran ikan cupang. Begitu ada permintaan, langsung di-delivery.

Pelan-pelan, usaha ikan Cupang Reza punya ekosistemnya sendiri. Masuk dan berjejaring dalam mata rantai supply pasar ikan hias. Semua dimulai dari pemompaan inovasi di pelatihan IKM. Oh ya, Jack Ma bilang, ke depan, driven sector ekonomi adalah "inovasi."Kang Reza sudah on right track.

Lain Reza, lain Kang Ayib. Usaha pakaian dengan brand Baraya Collection (BC). Sudah punya pangsa pasarnya sendiri. Di Bogor itu ada 40 kecamatan. Atas daya dan segala upaya, kini Baraya Primus tersebar di 40 kecamatan itu.

Selaku pekerja Industri seni, mas Primus punya segmen sendiri. Terutama di kalangan emak-emak, pun bapak-bapak pencinta sinetron era 90-an. Mereka-mereka itu kini anggota Baraya Primus. Selain antusiasme mereka pada program mas Primus selaku anggota DPR RI yang kini masuk ke pelosok-pelosok desa di Bogor.

Kini usaha kang Ayib, pelan-pelan merangkak naik. Setiap ada acara, kumpul-kumpul, pasti ada pesanan. Dari kaos, kemeja, jaket dan aneka perlengkapan fashion. Meski belum sebesar kang Reza, tapi usaha kang Ayib sudah berbentuk. Ini cuma usaha sampingan.

Di acara IKM, banyak succes story yang menyembul. Menginspirasi pelaku IKM lainnya. Di pelatihan sebelumnya, ada ibu Erny dengan usaha Cireng, alias Cireng digoreng. Dari kue-kue "homemade," akhirnya punya omset miliaran.

Mimpi saya dkk, kelak Baraya Primus Yustisio punya ekosistem sebagai Baraya-Preneur. Tidak sebatas forum silaturahmi, tapi sebagai ekosistem usaha. Dari homemade seperti bu Erny, akhirnya punya puluhan karyawan dengan omset miliaran.

Tak saja punya sisi entrepreneurship, tapi juga social preneurship. Atas usaha Cireng Bu Erny, puluhan orang yang tadinya brandal, lintang pukang tanpa penghasilan, kini sudah punya tabungan dan bisa umrah.

IKM sendiri, sebelum pandemi, menyumbang 36% pada GDP nasional. Kini semua terpukul. Ada 1,3 juta IKM gulung tikar. Namun kini, pemerintah bersama DPR terus menggenjot IKM. Diberi stimulus dan pelatihan serta relaksasi kredit usaha.

Barang tentu, di Baraya Primus, orang tak melulu bicara politik berbusa-busa. Tapi juga membangun ekosistem. Berdaya dan berguna. Seperti mimpi tentang Baraya-Preneur. Berpolitik, berusaha dan bermanfaat bagi sesama. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun