Ummatan washatan---yang diderivasi menjadi "kelompok tengah," melulu bukan produk skolastic. Sehingga seraya bermain-main pada narasi, pun dialektika skripturalistik. Ummatan washatan adalah suatu konsensus sosial yang hidup dan terus menggejala. Ia diproduksi oleh keadaan atau peristiwa. Peristiwa pendulumnya, lebih dulu ada dari narasinya. Atau konteksnya lebih dulu ada dari teks---ada prateks-nya.
Dengan demikian, ummatan washatan, adalah sikap sosial objektif. Politik tengah, lebih akrab dengan modernitas. Suatu tatanan masyarakat yang lebih terbuka, condong pada pembaharuan. Hidup didalamnya budaya keilmuan, kritik dan perdebatan. Demokrasi, juga lebih akrab pada watak modernitas dimaksud menuju tatanan berkeadaban (civilized)
Anak-anak muda seperti saya di BM PAN bahkan BM PAN sendiri, tidak memiliki otoritas kekuasaan per se, sebagaimana PAN. Oleh sebab itu, kulturnya adalah gerakan---baik secara politik praktis (dalam skala tertentu) dan pemikiran. Tak lebih tak kurang. Tapi tetap selalu setia bersama PAN tercinta dalam bangunan idealitasnya.
Bila kita bersepakat, bahwa PAN adalah partai tengah yang akrab pada modernitas sebagai tatanannya, maka biarkan perdebatan dan kritik tetap hidup, seraya melakukan kerja-kerja nyata secara politik praktis. Bukankah menjeliat, memberi angin sepoi-sepoi, lebih membahayakan--menjatuhkan, ketimbang kritik yang selalu membuat kita terjaga dan siaga? Wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H