Demikian juga bail out Century. Sampai sekarang valuasi asset dari bank Century atau PT Bank Mutiara Tbk (sekarang), belum sanggup mengembalikan dana talangan Rp.6,3 triliun.
###
Pokoknya, begitu ada angle politiknya, langsung didaur ulang. Kasus-kasus lama yang sudah tenggelam di momori publik akan diungkit. Apalagi itu melibatkan ikan besar. Pada intinya KPK mau unjuk pamor.
Tentu kasus baru-baru ini adalah kasus kecil soal gratifikasi. Cuma menyenggol petinggi partai. Apalagi partai kakap. Ikan besar. Sekali OTT, menggelegar di media. Tentu industri opini berperan dalam mengerek pamor KPK.
Yang pasti dalam waktu bersamaan, ada kasus besar. Misalnya gagal bayar klaim Jiwasraya gegara tekanan likuditas perusahaan asuransi pelat merah itu. Nilainya triliunan rupiah.
Jiwasraya bukan murni kerugian bisnis. Tapi ada faktor fraud. Investasi dana melalui saham repo. Meski saham yang dibeli adalah saham gorengan.
Saham gorengan ini tingkat fluktuasi tinggi di pasar emiten. Ketika mau dijual, harga sahamnya melorot. Rugi lagi itu Jiwasraya.
Sudah diduga-duga, kenapa harga sahamnya tidak di cut loss; atau jual lebih dini agar tak rugi terlalu dalam.
Tapi apa mau dikata, seakan dibiarkan rugi begitu. Rasio risk based capital (RBC) atau rasio solvabilitas negatif sampai 850%. Padahal RBC yang sehat menurut OJK itu 120%.
Intinya, sebagai pemilik saham mayoritas, pemerintah terlibat dalam urusan ini. Ditenggarai, ada kejahatan sistematis dalam skandal Jiwasraya. Kasus ini sedang dalam investigasi BPK.
Pula skandal Jiwasraya ini belum ketemu angle politik yang pas. Sekali tercium, pasti diuber-uber sampai ketemu.