Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Oleh-oleh untuk Primus

28 Februari 2019   06:41 Diperbarui: 28 Februari 2019   07:39 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh-oleh kue cucur dari si nenek di desa Tiwul kabupaten Bogor (foto : Fadil pic)

Desa Iwul, 26 Feb 2018

Seorang nenek, kakinya sudah tak awas. Langkahnyagontai; badannya ringkih, berjalan menjejali antrean warga. Ia menghampiri Primus. Ditangannya mencekut panganan kue cucur. Bikinannya sendiri. Sedari pukul 14.30WIB, saya lihat si nenek ini sudah wara-wiri di lapangan tempat berkumpul. 

Meski lapangan masih kosong melompong. Cuma ada sayadi pojok lapangan. Si nenek gelisah menunggu Primus yang tak kunjung tiba.Bingkisan itu sudah disiapkannya seharian. Ia keukeh member buah tangan langsungpada Primus. 

Setibanya Primus di desa Iwul, dan seluruh rangkaianacara rampung, Si nenek bergegas menghampiri. "Ini oleh-oleh buat kang Primus."Ia menyerahkan sendiri. 

Wajahnya terang, meratakan gurat-gurat usia senjanya.Air mukanya tulus. Primus menerima oleh-oleh si nenek dan mencium tangannya;saat bersalaman.

Masih di desa Tiwul, sedari pukul 15.00, seorang ibusudah duduk dengan bingkisan. Mata saya melerok ke dalam isi bingkisan. "Initempe kang, bikinan sendiri." 

Si ibu paru baya ini, punya home industry. Iamembuat tahu-tempe di rumahnya. "masih hangat tempenya kang, baru saja dibuat,"kata si ibu. Ia juga menyerahkan tempenya pada Primus. Saat menerima oleh-oleh,Primus juga bilang, "makasih bu, istri saya juga suka makan tempe."

Tak cuma di desa Tiwul, setiap tempat yang ia datangi,selalu ada oleh-oleh dari warga. Mereka keukeuh ingin memberikan sendiri.Varian panganan diberikan langsung ke Primus. 

Waktu di Cieulengsi juga begitu,ketika Primus hendak menutup pintu mobil, seorang bapak, lari tergopoh-gopoh,hanya ingin memberikan bingkisan panganan padanya.

Kalau rakyat sudah kepencut, mereka tak lagi meminta,tapi memberikan. Di semua tempat, pasti warga ingin memberikan sesuatu padaPrimus. Jika tidak buah manggis, klengkeng atau kripik khas Bogor. Kali ini, didesa Tiwul, oleh-olehnya tahu dan tempe. Masih hangat pula." 

Tempe yang masih hangat, cocok dibikin balado ataumendoan. Rendang tempe juga maknyus. Itu kalau bininya Padang. Kalau mendoan,yang penting kecapnya tepat dan cabainya harus pedas. 

Gurih, manis dan pedas,tempenya segar pula. Klop dan top markotop. Kalau rakyat sudah main hati,mereka ikhlas berikan apa saja. Tak cuma cita rasa, suara pun diberikan saar dikamar TPS. Wallahu'alam 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun