Dalam kasus penyebutan nama MAR, KPK terlihat seperti jungkir-balik mengorupsi imajinasi publik. Menggiring opini dan meneror nama baik orang. Purbasangka publik pun menyeruak, jangan-jangan ada tangan-tangan kekuasaan ikut menggelitik KPK.
Wajar saja, penyebutan nama MAR itu berpapasan dengan MAR yang tak keder-kedernya mengkritik penguasa. Wajar saja syak wasangka itu bertebaran. Toh tangan negara ada di mana-mana. Apakah tak mungkin KPK luput dari jangkauan pengaruh kekuasaan? Bisa ya bisa juga tidak.
Walhasil, kalau megakorupsi seperti BLBI, Century, Pelindo II, e-KTP, dan korupsi kakap lainnya masih dilepeh KPK, pantas kita ragu dengan syahadat antikorupsi KPK. Boro-boro syahadat antikorupsi sebagai kredo KPK, justru kini kita geli ketika nama ketua KPK ikut disebut-sebut dalam dugaan korupsi e-KTP. Kalau megakorupsi masih berkeliaran di sekitar gudang KPK, pantaslah kita berseloroh, "tak selamanya KPK itu bersih". Wajar kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H