Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jagung Titi Campur Kenari dari Alor

15 Maret 2015   17:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:37 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14264135552025706726

[caption id="attachment_355593" align="aligncenter" width="397" caption="Jagung Titi Campur Kenari dari Alor (ms doc)"][/caption]

Sebelumnya tulisan ini pernah saya publis di blog pribadi saya http://munirtravelingdankuliner.blogspot.com/2015/03/jagung-titi-campur-kenari-dari-alor.html#more. Tentu ketekunan saya soal khazanah budaya dan kuliner nusantara, adalah bagian dari menghimpun puing-puing nilai yang mulai getas dan retak, ketika gaya dan lakon hidup makin keropos dan tergerus oleh westernisme. Kita yang hampir megira, mederen adalah 100% Barat. Sementara kearifan lokal terlucuti. Entah..

Jangan bilang ke pulau Alor NTT, kalau anda belum makan jagung titi campur kenari. Dua jenis panganan ini, selalu ada di pasar-pasar tradisional pulau Alor. Makan jagung titi tanpa kenari, sama saja menceraikan dua pasangan cita rasa yang sudah berjodoh sekian abad. Jagung dan buah kenari di pulau Alor, adalah perjodohan panganan khas yang sudah dinikamti berabad-abad lamanya oleh masyarakat Alor secara turun-temurun.

Makanya ketika anda menyodorkan pizza dan jagung campur kenari pada saya (asli Alor), naluri saya pasti memilih jagung titi campur kenari. Kode cita rasa panganan asal Alor ini, sudah sepaham secara alamiah dengan kecenderungan saya sebagai orang Alor. Dan tentu cita rasa dan suasana kebatinan demikian, tak mesti terjadi pada orang lain.

Tak sedikit orang yang tanya, ini dimakan? Sampil tulunjuknya mengarah ke jagung titi campur kenari? Tentu karena mereka belum menyelami senasi cita rasa jagung titi campur buah kenari asal Alor.

Tapi, jangan salah, nyaris rata-rata orang luar yang berkunjung ke Alor, ia selalu memberikan dua jempol untuk jagung titi campur kenari. Teman saya orang Bogor yang bekerja di DPR-RI,selalu berpesan pada saya, “Nir, kalau pulang kampung, bawakan oleh-oleh jagung titi campur kenari ya.” Dia sudah pandai menyebut jagung titi. Ini menandakan, citara rasa panganan khas Alor ini sudah akrab dengan lidahnya.

Teman saya yang Sunda kental ini, lidah dan cita rasanya berbalut lalapan daun-daun segar. Ia lebih akrab dengan daun-daun segar dan sambal terasi, bahkan kalau dikasi jagung titi dan daun jagung, mungkin ia memilih lalapan daun jagung, tapi kali ini, ia memilih jagung titik campur kenari. Saya sering menyuguhkan jagung titi campur kenari pada teman-teman kerja kalau ada kiriman dari kampung di Alor sana.

Rasa jagung yang renyah ditambah buah kenari yang gurih, saling memandu hingga memanjakan selera. Memang kalau makan jagung, otot rahang kita sedikit lelah mengunyanya. Tapi kegurihan jagung titi + kenari bisa menyulapnya menjadi fantasi cita rasa yang komplit. Pegal rahang akan terobati. Bagi yang punya masalah sakit gigi, jangan harap sensasi ini anda rasakan.

Jagung titi khas Alor, punya beberapa varian. Selain jagung titi + kenari, ada juga jagung titi dibalik gula merah, jagung titi dicampur air dan buah kelapa muda, atau jagung titi yang sudah jadi, digoreng ulang dengan blue band. Masing-masing varian jagung titi ini, memiliki rasanya sendiri-sendiri.

Cara membuat jagung titi pun unik. Jagung digoreng hingga setengah matang, lalu diambil dengan tangan (tanpa pelindung) dan diempingkan dengan batu. Untuk menggoreng jagung, tak menggunakan kompor, tapi menggunakan kayu bakar. Alat menggoreng pun harus terbuat dari tanah liat. Kalau menggunakan alat penggoreng modern, proses matangnya tidak sempurna. Dengan cara sederhana ini, jagung titi siap disajikan.

Di desa Baranusa, Jagung titi dengan varian jagung+ air dan buah kelapa, adalah makanan pembuka saat berbuka puasa di bulan ramadan. Rata-rata tiap penduduk di Baranusa, menyuguhkan varian jagung titi ini, atau biasa disebut wata gae lippang, yang artinya jagung titi direndam dalam air dan buah kelapa muda. Biar agak sejuk dicampur es batu dan gula merah. Rasanya plural, manis, gurih dan sejuk jadi satu. Top Markotop. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun