Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inspiratif : Dialog Jokowi dengan Tuhan

16 Maret 2014   03:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:53 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13948919161356139194

[caption id="attachment_299235" align="aligncenter" width="478" caption="Dialog Jokowi dengan Tuhan (sumber foto : munir.doc)"][/caption]

Syahdan suatu waktu, Jokowi menghadap Tuhan minta restu, agar ia dicalonkan sebagai Presiden RI. Waktu hendak masuk ke pintu arsy, Tuhan begitu sedih, gelisah dan tak mau bangun dari kursi kebesaran-Nya untuk menghampiri Joko.

Malaikat yang mengantar Jokowi pun bingung. Konon menurut malaikat, biasanya Tuhan bangun dari kursi kebesaran-Nya dan menghampiri para hamba-hamba-Nya yang saleh. Karena Tuhan yang tak beranjak dari tahta-Nya, malaikat dan Jokowi keluar dari arsy Tuhan dengan penuh rasa penasaran. Kenapa ya Wi? begitu gumam malaikat pada Jokowi dalam perjalanan turun ke bumi.

Karena penasaran, sepulang dari arsy Tuhan itu, para malaikat yang punya keahlian di bidang intelijen, kumpul dan ingin mencari tahu, apa gerangan Tuhan begitu tak bersahabat dengan Jokowi.

Hingga suatu waktu, malaikat Jibril yang lazim naik turun bumi untuk mengamati kehidupan ummat manusia, berkesempatan diskusi dengan Tuhan. Tentu materi dialog itu spesifik soal kenapa Tuhan begitu enggan bangun menemui Jokowi.

Akhirnya Tuhan menyingkap seluruh tabir rahasia itu. "Ya..... Jibril, bagaimana mungkin saya mau bertemu Jokowi, orang itu (Jokowi), sudah saya amanahkan sebagai Walikota Solo, tapi ia berkhianat dan kemudian memburu kursi gubernur DKI.

Tidak cuma itu ya... Jibril, ketika Saya luluh dan membiarkan ia menang pada pilgub DKI-Jakarta, akhirnya warga Jakarta dikhianati juga. Dan kini ia memburu jabatan sebagai presiden RI.

Saya (Tuhan) merasa sudah dua kali dikhianati Jokowi dengan sumpahnya. Waktu Jokowi datang menghampiri saya, sesungguhnya saya sangat gelisah, jangan-jangan kursi ke-Tuhanan saya pun hendak direbut Jokowi juga. Konon dalam dialog imajinatif ini, Tuhan pun gelisah bila kursi kebesaran-Nya direnggut Jokowi.

Gaya Jokowi menghianati Tuhan ini sangat canggih. Menggunakan mesin survei dan elektabilitas. Dengan cara ini, Jokowi membelakangi sumpahnya atas nama Allah dari satu jabatan ke jabatan lainnya.

Saya dan yang sefaham tentu bisa memahami ini, bahwa orang yang sudah biasa mengkhianati Tuhannya, paling mudah mengkhianati rakyatnya. Kasarnya begini, Tuhan saja bisa dikhianati apalagi rakyat?

Sepenggal kisah ini, mengingatkan kita pada terminologi pemimpin yang amanah. Pemimpin yang amanah adalah, ia memagang teguh sumpah setianya pada rakyat atas jabatan yang sudah dipercayakan padanya hingga akhir masa jabatan.

Krisis keamanahan pemimpin ini, menjungkalkan sekian obsesi dan ambisi kuasa Jokowi menjadi presiden. Alasannya cuma satu, ia tidak amanah. Tentu menjaga amanah pada rakyat Jakarta, dan pada Tuhan nya. Terkecuali Jokowi seorang ateis.

Kalau akhirnya Jokowi jadi presiden RI, saya agak ragu pada Tuhan atau pada siapa lagi ia berjanji dan bersumpah. Mungkin pada Megawati, Tuhan baru Jokowi. [] Wallahu'alam.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun