Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyoal Iklan Tak Senonoh Facebook

1 April 2014   16:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_301388" align="aligncenter" width="595" caption="Tayangan iklan facebook yang tak pantas (sumber : munir.doc)"][/caption]

Dua bulan ini saya agak terusik dengan iklan “Obat Kuat” di kolom sebelah kanan facebook (fb). Iklan obat kuat itu dipajang dengan pilihan kalimat dan anjuran yang tak elok dan tidak mendidik.

Misalnya, disetiap saya memindahkan halaman fb ke menu beranda (home), sebelah kanan halaman selalu ditampilkan iklan obat kuat : Perkosa Aku Dong ! Mau tahan Lama dan Besar? Bikin Cewe Basah Kuyub? dan banyak pilihan kalimat, yang hemat saya kurang layak ditampilkan di ruang publik seperti fb.

Yang paling fatal menurut saya, iklan yang hanya menampilkan pilihan kalimat; Perkosa Aku Dong ! Sebuah anjuranberbuat kriminal (perkosa) yang menjadi sebegitu permisif di ruang publik(public space).

[caption id="attachment_301389" align="aligncenter" width="359" caption="Iklan yang mengandung anjuran amoral di facebook (sumber : munir.doc)"]

13963179151698064424
13963179151698064424
[/caption]

Kondisi ini tercipta, akibat penerjemahan ruang publik sebagai pasar (market) an sich, tanpa memberikan sedikit celah etik dalam praktek-praktek ekonomi neolib. Urusan seks yang tadinya privat dan etik, direkayasa menjadi a-moral dan kelaziman tak wajar. Semuanya demi keuntungan dan modal (profits and capital). Ruang sosial yang termodalkan ini, telah menggeser urusan moral dan etika sebatas perilaku di balik tembok masjid, gereja, pura dan rumah ibadah lainnya.    

Saya juga tak heran, bila ruang publik yang tak mendidik seperti ini, menjadi pemicu tingginya tingkat kekerasan seksual anak usia remaja dari hari ke hari. Baik itu pemerkosaan, pencabulan dan penyimpangan seks sejenisnya.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat, dari 87 kasus laporan kekerasan seksual pada anak di bawah umur di wilayah Jabodetabek sejak bulan Januari 2013 hingga April 2013. Dari 87 kasus itu, 37 laporan kekerasan seksual diawali aktivitas di media Facebook (Kompas, Edisi 09 April 2013).

Bila rasio pengguna smartphone di Indonesia yang tumbuh pesat dan tak mengenal batas usia, maka kesempatan untuk mengakses sosial media seperti fb pun semakin besar. Artinya, jika setiap anak pengguna smartphone dapat mengakses berbagai konten (termasuk iklan mesum), sudah pasti potensi kekerasan seks anak semakin menganga lebar.

Memang disaat registrasi account fb, salah satu syarat yang dibuat pengelola fb adalah tertutup untuk pengguna di bawah 13 tahun. Tapi kerap kita temukan tak sedikit anak dibawah usia dewasa menggunakan media sosial ini.Mereka memanfaatkan kelemahan sistem proteksi fb dalampembatasan usia si user.

Majalah Consumer Reports tahun 2011 melaporkan, ada 7,5 juta anak di bawah 13 tahun di AS yang memakai Facebook, termasuk lima juta anak di bawah usia 10 tahun. Penelitian yang disponsori Microsoft Research tahun lalu menunjukkan, 36% orang tua dari anak-anak itu tahu bahwa putra-putri mereka mendaftar di Facebook. Bahkan cukup banyak orang tua yang membantu anak-anaknyasign up.

The Wall street journal pun membuat penelitian serupa dengan hasil temuan sebagai berikut :

[caption id="attachment_301391" align="aligncenter" width="223" caption="data yang dipublikasikan oleh The Wall street journal (sumber : The Wall street journal )"]

1396318225463634569
1396318225463634569
[/caption]

Di Indonesia, berdasarkan temuan Social Media Channels in Indonesia 2012, Mayoritas pengguna Facebook perempuan adalah sebagai berikut: 13-15 tahun: 23%, sedangkan Mayoritas pengguna Facebook laki-laki-laki dengan usia 13-15 tahun sebesar 18%.

Berbagai kekerasan seksual, baik itu pemerkosaan dan pelecehan seksual yang melibatkan anak dibawah umur, bisa dipastikan, pemicunya adalahtertolerilnya ruang publik seperti fb terhadap konten-konten yang kurang mendidik dan beraroma pornografi.

Dengan berbagai temuan dan fakta ini, hipotesa yang muncul adalah, ada variabel moral yang seharusnya dipertimbangkan pengelola fb dalam menyediakan jasa periklanan. Baik dari sisi konten dan pilihan kalimat yang dipublikasikan. Paling tidak, konten dan pilihan kalimat tidak mengandung unsur-unsur mesum dan kata-kata tak senonoh lainnya. Menimbang sistem fb yang tak mampu menyeleksi usia pengguna fb.[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun