Mohon tunggu...
yakub adi krisanto
yakub adi krisanto Mohon Tunggu... -

hanya seorang yang menjelajahi belantara intelektualitas, dan terjebak pada ekstase untuk selalu mendalami pengetahuan dan mencari jawab atas pergumulan kognisi yang menggelegar dalam benak pemikiran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salatiga: Perluasan ‘Wilayah’ dalam Menentukan Batas (Identitas) Kedaerahan

15 September 2015   10:09 Diperbarui: 15 September 2015   10:17 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modal sosial dan tantangan bagi Salatiga dapat diambil dari contoh sederhana yaitu kondisi jalan raya. Banyak orang di wilayah peripheral Salatiga membandingkan dan memuji kualitas jalan yang sudah hotmix di wilayah Salatiga dengan daerah lain yaitu Kabupaten Semarang. Modal sosial dari kondisi jalan adalah memudahkan dan/atau semakin melancarkan lalulintas barang dan orang antara Salatiga dengan wilayah sekitar. Tantangannya adalah bagaimana menjadi kualitas jalan tersebut dengan ekspektasi masyarakat pengguna jalan.

Jalan adalah salah satu contoh dari modal social dan tantangan bagi Salatiga yang mengalami perluasan makna kewilayahan, yaitu yang tidak terbatas pada wilayah administrasi kota Salatiga melainkan pelibatan ikatan intrinsic warga yang berkegiatan di wilayah Salatiga. Ikatan intrinsic inilah yang memperluas pemaknaan Salatiga yang tidak terbatas pada wilayah administrasi semata. Ikatan intrinsic selalu melibatkan kebanggaan yang berasal dari relasi personal setiap individu. Namun relasi personal apabila berhasil disinergikan akan melahirkan dampak bagi perbaikan kota Salatiga.

Dalam hal demikian, warga Salatiga secara tidak langsung telah dididik untuk tidak hadir egois dalam mengembangkan kota. Karena kota Salatiga yang telah menjadi ‘ibukota’ sosial dan ekonomi wilayah peripheralnya harus juga memperhatikan dinamika kepentingan para pihak yang terlibat dalam berkegiatan di wilayah kota Salatiga. Akankah Salatiga bisa memanfaatkan modal sosial dan tantangan untuk menjadi kota yang menjadi pusat perhatian dan tidak kehilangan daya tariknya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun