Mohon tunggu...
yakub adi krisanto
yakub adi krisanto Mohon Tunggu... -

hanya seorang yang menjelajahi belantara intelektualitas, dan terjebak pada ekstase untuk selalu mendalami pengetahuan dan mencari jawab atas pergumulan kognisi yang menggelegar dalam benak pemikiran.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Genk Motor, Operasi Intelijenkah? (Sebuah Teori Konspirasi)

19 April 2012   03:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Genk motor mendadak menjadi berita di berbagai media cetak dan elektronik. Pemberitaan kebrutalan dan keganasan genk motor melahirkan kehebohan pemberitaan yang berkelindan dengan dugaan keterlibatan oknum TNI. Genk motor menjadi fenomena dalam beberapa hari ini, fenomena yang didukung oleh tindakan dan misterinya pelaku kekerasan tersebut. Sampai saat ini genk motor berpita kuning dan bercloreng putih di wajahnya ketika melakukan aksi kekerasan belum bisa diungkap oleh kepolisian.

Kekerasan genk motor bukan sebuah kejahatan yang pelik atau rumit untuk dipecahkan. Apalagi aksi balap liar, konvoi kendaraan atau kegiatan lain dari genk motor sudah sering tampil di jalanan ibukota. Kesulitan polri mengungkap kejahatan genk motor tersebut menjadi sebuah keanehan atau kejanggalan. Ketiadaan saksi atau lihainya genk motor yang melakukan kejahatan-kah yang menyulitkan polri untuk mengusut tuntas kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan oleh genk motor.

Jumlah 200 motor yang berkelompok melakukan kejahatan menunjukkan bahwa kejahatan dilakukan secara terbuka, diruang yang dapat terlihat jelas oleh khalayak. Minimal 2 kali melakukan aksi kekerasan dengan jumlah besar merupakan hal yang luar biasa apabila dibandingkan dengan demonstrasi yang dilakukan puluhan orang dan tidak menimbulkan kegaduhan (kecuali mungkin kemacetan). Selain itu pasca kekerasan genk motor berpita kuning, aparat polri di daerah berhasil meringkus genk motor. Namun aparat polri ibukota seperti membentur tembok dalam mengusut kekerasan genk motor yang menghadirkan korban jiwa.

Tanpa bermaksud menunjukkan sisi lemah polri, kesulitan untuk mengungkap fenomena genk motor di ibukota memunculkan spekulasi pemikiran bahwa tindakan berkelompok pesepeda motor adalah sebuah operasi intelejen. Meski terdapat media yang mengajukan analisis bahwa kekerasan yang dilakukan kelompok pesepeda motor tersebut adalah aksi balas dendam terkait dengan teman mereka yang dibunuh oleh genk motor. Istilah kelompok pesepeda motor dikemukakan karena diduga yang disebut genk ini bukan dalam pengertian genk yang sebenarnya. Karena apabila genk motor, aksi mereka sebelumnya dapat teridentifikasi dengan rekam jejak kiprah mereka dijalanan ibukota. Apakah kelompok pesepeda motor ini sebelumnya ada atau baru ada atau diadakan untuk melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu?

Dari tidak ada menjadi ada, berproses atau instan dapat dijadikan rujukan apakah tujuan keberadaan kelompok pesepeda motor atau genk motor tersebut? Apabila instan makan itu bukan genk motor melainkan kelompok pesepeda motor yang dibentuk untuk tujuan tertentu. Tujuan tertentu inilah yang menjadi bagian spekulasi pemikiran bahwa kelompok pesepeda motor dan aksi brutalnya adalah scenario intelijen dengan tujuan tertentu. Tujuan tersebut tidak akan terungkap selain melahirkan fakta dalam bentuk peristiwa yang selama ini diberitakan oleh media, yaitu penganiayaan dan pembunuhan.

Dugaan bahwa fenomena genk motor sebagai bagian dari operasi intelijen adalah pasca kekerasan yang dilakukan kelompok pesepeda motor kemudian dilakukan patroli gabungan, namun hasilnya nihil untuk menemukan kelompok pesepeda motor. Apabila dugaan media bahwa ada keterlibatan oknum TNI dan keterlibatannya berjumlah besar (200 orang) maka untuk menemukan oknum-oknum TNI bukan merupakan hal sulit. Tetapi mengapa sampai saat ini belum terungkap siapa kelompok pesepeda motor tersebut? Aksi senyap hanya dapat dilakukan oleh individu atau kelompok terlatih, dan genk motor pada umumnya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan aksi senyap tersebut. Aksi senyap adalah melakukan tindakan kemudian menghilang untuk tidak dapat dilacak keberadaannya.

Pemikiran selanjutnya dari fenomena genk motor adalah kuatnya dugaan oknum TNI yang terlibat ketika sebuah mobil Yaris putih yang melakukan penembakan ke arah kelompok pesepeda motor dan yang terkena tembakan adalah 2 orang oknum TNI. Dari terkena tembakan inilah sebenarnya menjadi pintu masuk untuk menelusuri kelompok pesepeda motor yang dilabeli sebagai genk motor tersebut. Penelusuran dilakukan terhadap 2 orang oknum TNI tersebut, mengapa mereka tergabung dalam kelompok pesepeda motor pada saat mereka tertembak? Apakah kelompok tersebut adalah kelompok yang sama dengan genk motor yang melakukan penganiyaan dan pembunuhan beberapa waktu lalu?

Mobil Yaris putih dengan penumpang yang melakukan penembakan dalam alur berpikir intelijen adalah bagian dari kontra intelijen. Dimana tindakan penembakan tersebut dilakukan untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa memang yang terlibat dalam penganiayaan dan pembunuhan adalah oknum TNI. Sampai saat ini mobil yaris dan penumpangnya raib ditelan bumi dan belum berhasil ditemukan oleh Polri. Dalam konteks demikian motivasi penembakan tidak hanya karena terganggu oleh genk motor tetapi bagian untuk mengungkap aksi kekerasan dan pembunuhan. Dengan kata lain penumpang mobil Yaris memiliki tujuan membantu penyelidikan Polri atas kasus kekerasan genk motor.

Untuk itu perlu dilihat kemudian, apakah polisi berhasil mengungkap fenomena genk motor ini? Apabila tidak berhasil mengungkap karena ada tabir yang menutupi maka dugaan bahwa kelompok pesepeda motor tersebut bukan geng motor melainkan operasi intelijen yang sedang melakukan aksi senyap. Semoga kajian pemikiran di tulisan ini salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun