Mohon tunggu...
Yakob Winim
Yakob Winim Mohon Tunggu... Administrasi - Nama : Yakub Winim

Hidup adalah perjuangan selagi ada kesempatan untuk berjuang berjuanglah itu adalah berkat pengetahuan dan pengertian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bulan di Dalam Jiwaku (Part 1)

15 Maret 2020   11:59 Diperbarui: 15 Maret 2020   12:18 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku cendrawasi. Tapi, aku tidak punya sayap, dan tidak bisa terbang. Aku juga tidak seperti cendrawasi pada umumnya. Aku berbeda, karena aku bisa berbicara, bernyanyi, bermain sepakbola, bahkan bisa berenang. Aku seorang Mahasiswa semester 6. Hobiku menunggu mama pulang, ya, karena mamaku selalu pulang telat waktu, karena jam pulang kerjanya sangat lama. Tapi itu tak membuatku bosan. 

Aku justru senang, karena ditempat kerja mamaku, banyak hal2 yang kulihat, entah itu anak2, orang dewasa, bahkan orang tua. Ya, karena didepan kantor tempat mama bekerja, ada sebuah taman besar yang indah. Aku anak tunggal, ayahku meninggal ketika umurku 2 tahun. Menjadi anak tunggal mungkin agak sedikit menjengkelkan bagi yang lain. Karena banyak hidup dalam sendiri. Tapi berbeda denganku. Aku meyukainya! Bahkan disaat mama menyarankanku untuk mengajak kemenakanku tinggal bersamaku agar aku tak terus bermain sendiri, aku menolaknya.

"Ayo pulang, cendrawasi"Kata mama mengagetkanku yang sedang melamun. "Eh, mama! Oh, ayo ma!"Balasku dan berjalan menuju motorku. Aku dan mama pun pulang. "Eh, cendra, gimana sekolahnya? Lancar?" Tanya mama "Iya, lancar dong ma, anak mama kok" Balasku cepat. Aku dan mama memang sering ngobrol dalam perjalanan. Dirumah pun kami sering ngobrol. Mama adalah satu2nya orang yang paling mengerti aku. "Ganti baju, dan jangan lupa langsung kemeja makan ya. 

Tadi mama udah pesan makanan, nih lagi dalam perjalanan. Mama juga mau ganti baju dulu, biar kita makan ya" Kata mama "iya ma" balasku sambil memarkirkan motorku dihalaman belakang rumah. Aku bergegas kekamar dan mengganti pakaianku lalu duduk didepan rumah sembari menunggu pesanan siap saji mamaku. Ya, karena mamaku pulang kerjanya jam 4. Jadi tidak sempat masak. "Permisi.. Saya antar pesanan" Teriak seseorang didepan pintu. Aku bergegas kepintu. "Maaf, apa ini benar rumah bu Fitra? Saya mengantar pesanan kealamat ini"Kata kurir wanita itu."iya benar"balasku dan mengambil pesanan tersebut.

"eh, bentar, ini masih ada lagi minumannya"seru wanita itu sambil bergegas mengejarku kedalam rumah."Apaan sih, biasa aja deh! Aku taruh ini dulu, biar gak repot bawanya"balasku kesal. Aku emang bawaannya cepat kesal dan dingin sama orang baru. Hehehe. kurir itu diam mengikutiku dan menaruh pesanan lainnya dimeja tempat aku meletakkan pesanan pertama. "Cendra?Siapa itu nak? Pacar kamu?"Tanya mama ketika keluar kamar. "Haaah? Bukanlah ma. Ini kurir yang ngantar pesanan mama itu. Nih totalnya 216 ribu ma" "Oh, ia udah. Bentar ya nak. Mama ambil uang dulu" lalu mama masuk kekamar lagi.

"Kamu cendra kan?"kurir wanita itu tiba2 mengangkat kepalanya dan yup! Aku tentu saja mengenalnya! "Ka..Kamu? Oh.. Tidakk.."Desisku setengah gugup. "Aku kerja sebagai kurir delivery. Lumayan lah buat nambah2. Biar bisa penuhi kebutuhan. Kebutuhan hari2 besar, dan ya, kebutuhan kampus juga besar. Jadi aku harus kuat kan?"Dia mulai tersenyum. 

Duh, senyumnya itu loh. Hatiku rasanya terbang2 karena senyum itu. "Oh, gitu ya. Terus jam kerja kamu berapa lama?" Entah kenapa aku bertanya hal itu. Padahal aku termasuk gugup loh, soalnya dia itu cewe idamanku sejak SMP. Tapi pas SMA kami beda sekolah. Aku berusaha mencari kabarnya, tapi hasilnya nihil karena dia SMA dikota yang lumayan jauh dari kota tinggalku. "Karena kuliah pagi sampai siang, aku masuk shift siang. Jadi pulang ngampus, langsung lanjut deh kerjanya"balasnya.

"Ini ya nak, uangnya."kata mama menyodorkan pembayaran pesanan itu pada bulan. "Em.. Bu, ada uang pasnya gak ya? Soalnya saya tidak punya uang kembalian bu."Kata bulan pada mama. "Gak papa, sisanya buat kamu aja nak"kata mama."Oh, aduh, em, terimakasih bu"balas bulan. "Kamu dah makan belum? Yuk makan bareng"Aku tiba2 mengajaknya. Mama kaget. 

"Lah, tadi kamu bilang ini kurir yang ngantar, kok kurir diajak makan?"tanya mama sambil tersenyum. Mama nampaknya tau bahwa aku menyukai bulan. "Eh, gak usah cendra. Aku buru2 pulang"Balasnya agak keberatan. "Ini kan udah jam pulang kerjanya kamu. Nanti aku temani deh sampai tempat kerja, terus kita balik kerumah sekalian order untuk makanmu lalu kita makan bareng disini. Gimana?"usulku. bulan ingin berbicara namun mama pun membalas "ia udah, buruan temani gih". mama tersenyum."mama tunggu dirumah ya, biar kita makan bareng".lanjut mama lagi..

Selanjudnya pada part 2 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun