Mohon tunggu...
yakobus s m
yakobus s m Mohon Tunggu... Konsultan - Wisata Lestari Owner

SDGs Award

Selanjutnya

Tutup

Roman

Ketika Moke Dihormati Sang Raja Muda

26 Juli 2023   07:03 Diperbarui: 26 Juli 2023   18:47 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tribratanews Polri

Sebagai obat susah hati, Sang Raja Muda mengingat pesan ibunya untuk melaksanakan pesta rakyat. Berikanlah moke itu  kepada yang susah hati. Biarlah ia minum agar merilekskan pikiran dan  tidak  terus menerus tenggelam  dalam kesusahannya. Nasihat sang ibu kepada Sang Raja Muda, saat dimana dimasa itu, terjadi musim kemarau yang panjang. Kemarau panjang yang menyebabkan kelangkaan pangan.  Dimana ada sebagian warga yang hidup dalam kesulitan.

Kesulitan  yang menyebabkan adanya susah hati. Susah hati yang tidak ada obat medisnya. Obatnya dengan  berdoa dua kali, berdoa dengan cara memuji dan menyembah Sang Pencita. Obatnya dengan rileks sejenak. Dengan pesta dapat membuat suasana hati menjadi rileks.

Demi mewujudkan pesan Sang Ibu, Sang Raja Muda membuat pesta untuk rakyatnya. Iapun tidak lupa  menyediakan moke  dengan  tujuan untuk menghilangkan merilekskan suasana hati.  Namun, meminum moke bukan untuk menjadikan suatu kebiasaan.  Terutama minum sampai mabuk, namun minum secukupnya  untuk merilekskan pikiran.

Sang Ibu juga  memberikan nasihat kepada Sang  Raja Muda.  Sebagai pemimpin untuk bertanggungjawab, agar  menyediakan  makanan  lezat untuk rakyatnya  serta sebagai Sang Raja Muda untuk tidak mabuk-mabukan.  

Nasehat sang ibu ini karena  bereaksi terhadap kondisi kemewahan Sang Raja dan Pemimpin serta membandingkan dengan apa yang terjadi pada sebagian masyarakat.  Pada masa itu,  kemiskinan adalah suatu realitas yang ada dalam masyarakat.  Dengan adanya pesta rakyat,  agar Raja Muda selalu dekat dengan rakyatnya dan  mengingatkannya  bahwa masih banyak rakyat yang hidup dalam kesusahan.  

Lalu tibalah hari pesta. Dihari pesta yang dipenuhi dengan hidangan makanan lezat, Sang Raja Muda memberikan sambutannya. Ia mengambil segelas aroma moke, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi, mari kita nikmati sajian di pesta ini  saudaraku. Lalu,  menghormati rakyatnya dengan membungkukan badannya. 

Semoga moke yang telah menjadi penolong ekonomi kecil ini, dimaknai lebih oleh rakyatnya. Bukan untuk mabuk-mabukan. Moke adalah sebuah kisah sosiologis Flores Nusa Tenggara diantara peradaban lain.  Moke bukan saja kisah kesulitan di enam dekade  NTT. Moke lebih dimaknai sebagai kekayaan budaya nusantara diantara bir, rum, gin dan vodka. Alat pemersatu, dan minuman Sang Raja Muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun