Dunia Tak Selebar Daun Kelor. Peribahasa yang menggambarkan betapa sempitnya dunia. Kini, peribahasa ini menjadi kenyataan. Â Apalagi di era digital saat ini, dunia yang seakan tidak bersekat. Dunia memang sempit.
Kini, Â NTT sudah menjadi pusat perhatian dunia, minimal tingkat ASEAN. Dampak event ASEAN Summit beberapa waktu kemaren. Â Dalam usianya yang telah memasuki 6 dekade, kini keunggulan NTT yang terpendam telah terbit. Keunggulan ini perlu dijaga dan dikelola oleh pemimpin daerah. Pengelolaan potensi daerah untuk mempercepat ketertinggalan.
Menjelang tahun politik, Â terdapat kondisi yang rentan dalam masyarakat. Â Praktek politik uang dapat menggangu citra masyarakat NTT yang sederhana dan religius. Politik uang ini dapat melalui institusi ataupun secara langsung kepada masyarakat.
Mengutip dari Mk 12:17, yang mengatakan "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!". Pesan yang disampaikan dalam Injil Markus kepada kita semua menegaskan tentang kewajiban kepada negara dan membedakan kewajiban kita kepada  Allah.
Politik uang memang menjadi momok bagi lawan politik dan bagi kita semua. Keterbatasan sistem pengawasan pemilu  dan sistem pemilihan proporsional terbuka dibandingkan tertutup menjadikan cela politik uang lebih besar bagi pemilik modal untuk menggunakan politik uang dalam mempengaruhi pemilih.  Â
Memahami apa yang  yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil Markus diatas, ketika ada jebakan pertanyaan orang Farisi tentang pajak.  Jawaban Yesus sangat jelas.
Lalu, apa yang harus diberikan politisi  kepada Allah? Dalam Mat 22 : 37, "Kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi dan kekuatan kita". dan memberikan seluruh diri kita untuk mentaati seluruh perintah-Nya sebagai manifestasi dari kasih kita kepada Allah (lih. 1Yoh 5:3).
Sehingga pesan bagi para politisi, agar jangan sekali-kali menggunakan politik pragmatisme dalam memberikan bantuan kepada institusi agama. Tujuan untuk kepentingan politiknya sudah ada dalam mekanisme sistem manajemen nasional melalui musrebang.
Lebih jauh lagi kebelakang, gereja telah banyak berjasa dalam membangun manusia NTT. Â Ada tokoh lokal yang dapat menginspirasi bagi kita semua di tahun politik ini. Tahun yang dapat menjebak kita semua dalam politik praktis guna memenangkan pengaruh kepada masyarakat dan terutama gereja.
Pastor Cornelissen SVD, WNI Keturunan Belanda. Pahlawan Pendidikan di Flores dan NTT.  Sejarah mencatat kiprah Pater yang sangat mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan di NTT (Baca  buku biografi Pater Frans Cornelissen SVD yang ditulis oleh Pater Alex Beding, SVD, Ta. 2018)
Karya yang dilakukan oleh Pater Cornelissen, memperlihatkan kepada kita akan karya Tuhan Yang Maha Besar untuk Flores. Tuhan tidak minta ditolong. Tuhan telah mengutus umat pilihannya untuk memajukan Flores dan NTT yang termiskin ini.
Tuhan telah mengutus juga seseorang yang  telah mewarisikan tradisi tenun dan tanaman kelor ke NTT. Siapa saja dapat dipilih. Tidak harus politisi.
Melihat lebih jauh asal tanaman kelor. Kelor  adalah  suatu peristiwa penetrasi budaya. Perjalanan perdagangan yang mengikuti jalur kapas telah mengantarkan beberapa budaya dari Asia tengah bagian selatan sampai ke wilayah Flores dan NTT. Diataranya tenun, gading gajah, tanaman kelor dan perdagangan kapas menjadi bagian dari masyarakat Flores saat ini. Selain itu, ada pula pengaruh perdagangan rempah oleh  Belanda dan Portugis  yang turut membentuk budaya Flores dan NTT secara umum.   Â
Berbeda dengan Portugis dan Belanda yang turut  menyebarkan agama, pengaruh budaya hindu dari himalaya ini tampaknya tidak ikut mewarnai  kehidupan beragama di NTT. Beberapa wilayah di NTT  memiliki sub ras dari himalaya, misalnya daerah Bajawa, Flores Timur dan paling dominan di kabupaten Sabu Raijua. Budaya yang tenun dan gading serta tanaman kelor yang melekat di dalam tradisi masyarakat NTT.
Dengan  adanya inkulturasi budaya luar terhadap budaya lokal, menjadikan NTT merupakan wilayah yang terbuka dengan budaya luar. Hal ini dapat dilihat dari sub ras  masyarkat asli NTT. Bukan suatu kebetulan bahwa NTT telah didiami oleh 3 sub ras utama. Ras Melayu Mongoloid, Ras Melanesia dan Ras Polinesia. Secara sub ras,  menjadikan NTT sebagi wilayah utama aslinya penduduk Indonesai. Dengan adanya keberagaman kultural ini, kita warga NTT  adalah  "jembatan" dalam membangun dialog dengan seluruh kepentingan masyarakat bangsa.
Dengan adanya keberagaman budaya,  masyarakat NTT adalah masyarakat yang kaya akan nilai-nilai. Sesuatu yang terlahir atas kehendak Ilahi. Pemberian dari Yang Maha Kuasa. Keberagaman budaya ini pula menjadi  tantangan bagi pemimpin  dalam membuat strategi kebijakan pembangunan. Diperlukan seni kepemimpinan yang mampu membangun kesetaraan dan iklusif dalam keberagaman itu.
Apabila strategi tersebut dapat terpenuhi, akan membuka daya efek multiple dari seluruh masyarakat NTT untuk persatuan guna membangun NTT. Â Dalam sejarah NTT, apa yang dilakukan oleh Pater Cornelissen, SVD Â patut ditiru. NTT membutuhkan pendidikan yang berkualitas, pendidikan berkelas internasional. Melanjutkan misi yang telah dilakukan oleh pater.
Meniru dari keberhasilan yang pernah ada, dengan memperhatikan kondisi Indonesia saat ini yang  berada di garis depan dinamika global, pesan untuk kita semua bahwa NTT dapat berdaya apabila ada kesatuan visi antara pemimpin dan masyarakatnya.  Diperlukan strategi kepemimpinan untuk mengakomodasi perbedaan ini. Visi yang dibangun dengan fondasi nilai-nilai budaya. Pemimpin NTT yang memiliki kemampuan melampau sekat budaya antar wilayah dan memiliki visi membangun sumber daya manusia NTT yang unggul dan berkelas internasional.
Akhir kata, NTT memerlukan pemimpin revolusioner dengan visi besar yaitu pemimpin yang membawa perubahan untuk kemajuan. Pemimpin dengan filosofi daun kelor yaitu pemimpin yang mampu mengelola kekuatan budaya NTT yang  sederhana dan religius.Â
Pemimpin sederhana yang mampu mengembangkan kekuatan  di bidang sosial budaya serta pengembangan pengembangan sumber daya manusia masyarakat NTT. Pemimpin yang mampu melahirkan pemimpin berikutnya. Mari kita semua... belajar banyak dari apa yang telah dilakukan oleh Pater Cornelissen, SVD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H