Mohon tunggu...
Yakobus Asa
Yakobus Asa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Calon Imam, Kongregasi SSCC

Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, menulis – Kuntowijoyo. saat ini masih menempuh pendidikan di uiversitas sanata darma, kampus Teologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman di Rumah Sakit

4 November 2023   12:09 Diperbarui: 4 November 2023   12:12 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini adalah harinya Tuhan. Alias hari di mana  umat Kristen berbondong-bondong ke Gereja. Tetapi  berbeda dengan kami hari ini. Saya Bersama ke dua teman saya tetap menjalankan tugas untuk berpastoral di Rumah Sakit. Saya tidak merasa menyesal karena masih ada kesempatan di sore hari untuk mengikuti perayaan ekaristi.

Kami masuk pagi seperti jadwal sebelumnya. Namun hari ini tidak ada apel pagi Bersama karyawan. Setelah tiba di Rumah sakit, kami langsung menuju tempat tugas masing-masing. Hari ini saya masih melanjutkan pastoral di IGD, seperti kemarin. Hari ini cukup tenang, tidak pusing seperti kemarin. Pasien sedikit. Jam sudah menunjukkan jam 09 pagi tetapi baru ada satu perawat. Karena tidak ada pasien, saya hanya duduk sambil melihat sekitar ruangan, sesekali membuka percakapan degan para perawat.

Setelah sekian lama menunggu, saya berjalan keluar untuk menikmati udara segar di halaman. Di saat saya melamun memandangi halaman sekitar Rumah sakit, tanpa sengaja  mata saya menangkap sosok yang tidak asing. Orang yang tidak asing. Sejenak saya berpikir, berusaha mengingat Kembali orang tersebut. Ingatan saya Kembali pada pasien yang saya kunjungi di bangsal Theresia tiga hari lalu. Akhirnya saya menghampiri sambil membuka percakapan. Oh, ternyata Dede Ilham

Perasaan saya senang karena melihat ada sebuah harapan baru dari wajahnya. Beberapa hari lalu, anak ini saya jumpai dalam keadaan yang tidak baik. Dia terus menangis menahan rasa sakit pada perutnya. Tetapi bersyukur sekali bahwa hari ini saya berjumpa kembali dengan dia dalam nuansa yang sungguh berbeda. Ilham akhirnya bisa senyum lagi. Luar biasa  karya Tuhan sehingga anak ini bisa pilih secepat ini.

Waktu terus berlalu. Beberapa pasien yang datang lagi pun dengan keluhan yang biasa-biasa saja. Ada yang kakinya tertusuk paku, demam, batuk-pilek dan beberapa keluhan ringan lainnya yang tidak diharuskan menjalankan rawat inap.

Akhir kata, hari ini merupakan hari 'syukur', saya bisa menjumpai adik yang sudah bisa senyum kembali.

Dan begitulah hidup. Selalu ada kisah yang berbeda. Perbedaan kisah dalam hidup kita merupakan sebuah warna yang memberikan semangat dalam menjalani hari-hari hidup kita tanpa merasa bosan. Maka sakit mesti dilihat sebagai sebuah kesempatan bagi kita untuk mengalami sebuah situasi baru, nuansa dan cintai yang baru untuk menapaki dinamika kehidupan yang baru lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun