Mohon tunggu...
Ainul Yakin
Ainul Yakin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gotong Royong Desa Panduman

20 Februari 2018   22:20 Diperbarui: 20 Februari 2018   22:30 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    PENDAHULUAN

  1.  LATAR BELAKANG

Sebelum saya jelaskan mengenai gotong royong Desa Panduman terlebih dahulu saya jelaskan mengenai sejarah desa panduman itu sendiri sebagai suatu kesadaran diri bagi saya  khususnya masyarakat Desa Panduman untuk selalu mengenang sejarah masa lalu desa ini sebagai suatu warisan dan motivasi bagi generasi selanjutnya mengenai asal usul Desa Panduman agar tidak di lupakan baik itu sejarahnya maupun jati diri desanya seperti yang di pesankan oleh Ir. Soekano "JASMERAH"  jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Sebelum tahun 1849 menurut cerita legenda masyarakat Desa Panduman datang seorang petualang murid dari Syahk Maulana dalam rangka penyebaran agama islam yang bermukim di lereng pegunungan Hyang bagian timur yaitu tepatnya di alas Pekarangan,(yang sampai saat ini bekas padepokan beliau masih  ada dan sering dikunjungi oleh masyarakat ),beliau adalah seorang pembawa si'ar islam.

Pada suatu ketika beliau melanglang buana meneruskan perjalanannya sampai disuatu lingkungan yang dikenal oleh masyarakat yaitu "sok maelang" yang sekarang letaknya ada  didusun Sumber Candik Desa Panduman,beliau melihat ketimur ada sebuah pohon yang sangat tinggi namanya pohon Polai dan letaknya dikuburan Kek Sedep ( letak yang sekarang didusun Sumber Tengah Desa Panduman ) pohon tersebut dijadikan suatu tanda ( PANDOM ) dalam perjalanan beliau.

Sejak saat itu karena pohon dijadikan sebuah tanda ( Pandom ),maka pada akhir jaman pandom tersebut dijadikan nama sebuah desa yaitu desa PANDUMAN.

Dalam perkembangan jaman Desa Panduman dipimpin oleh seorang demang,adapun silsilah para pemimpin Desa Panduman mulai dari jaman penjajahan Belanda sampai saat ini,sebagai berikut :

  1. Tahun 1899 s/d 1909 dipimpin seorang Petinggi bernama Kiyai SUKRI
  2. Tahun 1909 s/d 1919 dipimpin Petinggi bernama Kiyai DAHNAN
  3. Tahun 1919 s/d 1929 dipimpin Petinggi bernama Kiyai ZAINAL
  4. Tahun 1929 s/d 1934 dipimpin seorang Petinggi bernama P.MUS
  5. Tahun 1934 s/d 1949 dipimpin seorang Petinggi bernama MASDURI
  6. Tahun 1949 s/d 1974 dipimpin seorang Petinggi bernama P.SUGIYO
  7. Tahun 1974 s/d 1977 dipimpin seorang PJS Petinggi bernama MISKALI
  8. Tahun 1977 s/d 1983 dipimpin PJS Kepala Desa bernama SUTEDJO
  9. Tahun 1983 s/d 1985 dipimpin Kepala Desa bernama SUTEDJO
  10. Tahun 1985 s/d 1989 dipimpin PJS Kepala Desa bernama SABURADJI
  11. Tahun 1989 s/d 2007 dipimpin Kepala Desa  H.MOH.SOETRISNO
  12. Tahun 2007 s/d 2013 dipimpin Kepala Desa Bernama Hj.MURTINI
  13. Tahun 2013 s/d sekarang Kepala Desa bernama WINARKO SETIAWAN

Demikian asal usul Desa Panduman secara ringkas telah saya uraikan mungkin banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan saya mohon maaf kiranya hanya inilah yang dapat saya ketahui dan saya sajikan kurang lebihnya disampaikan teriman kasih.

  1.  PEMBAHASAN

Desa Panduman adalah sebuah desa yang berada di daerah jember utara dengan letak geografis yang sebagian wilayah masyarakatnya berada di dataran tinggi yaitu di lereng gunung tepat di kaki Gunung Argopuro bagain Barat dan bagian Timur di dataran rendah  lebih tepatnya dekat kantor desa dan kecamatan dengan jumlah penduduk yang cukup banyak yaitu sekitar 7 ribu lebih karena di setiap dusunnya jumlah penduduk bisa mencapai 1 ribu lebih. Secara garis besar wilayah Desa Panduman banyak di kelilingi gunung -- gunung besar khususnya wilayah bagian barat dan Utara dan dengan keadaan alamnya yang masih sangat hijau di daerah ini mempunyai curah hujan yang cukup tinggi.

Desa Panduman adalah wilayah yang agraris salah satu bukti desa ini di katakana sebagai desa yang agraris yaitu mayoritas masyarakatnya dalam mata pencahriannya masih banyak tergantung pada alamnya yaitu sebagai petani dan pekebun dan sebagian kecil ada yang jadi PNS dan Guru.

Seiring perkembangan zaman yang semakin modern dengan keadaan teknologi yang semakin canggih dan maju tidak bisa di pungkiri lagi bahwa masyarakat di desa ini dalam pengolahan tanahnya banyak yang menggunakan alat -- alata modern seperti Traktor hanya beberapa bagian wilayah saja yang masih menggunakan alat -- alat tradisional karena terhambat oleh wilayahnya yang berada di dataran tinggi sehingga apabila menggunakan alat -- alat modern dalam pengolahan tanhanya harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Dalam hal ini sudah sangat jelas bahwa masyarakat di desa ini masih sangat kental dengan adanya gotong royong di buktikan dengan profesi yang di geluti penduduknya masih sangat besar jumlah petani dan pekebun dari pada jumlah pegawai negeri seperti PNS dan Guru.

Beberapa hal yang membuat masyarakat di desa ini kental akan gotong royong seperti:

  1. Membangun dan memperbaiki rumah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun