Mohon tunggu...
Yahya Wijaya Pane
Yahya Wijaya Pane Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Public Relation

Hanya ingin menulis saja , melepaskan pikiran dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuju Indonesia 2030: Membangun Infrastruktur yang Kuat dan Industrialisasi yang Berkelanjutan

21 Juni 2024   21:33 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:36 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pendahuluan 

Infrastruktur adalah komponen yang sangat penting dalam keberlansungan sebuha negara. Dalam dokumen resmi seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah (RPJMN) tahun 2004-2009 dan 2010-2014 menyebutkan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu agenda besar dalam pembangunan Indonesia dimana ini dimaksudkan untuk kesejahteraan rakyat dan prioritas pembangunan nasional. Dengan demikian secara normatif pemerintah menyadari bahwa infrastruktur pembangunan yang memadai dan berkualitas menjadi satu-satunya suatu keharusan untuk mendukung proses pembangunan secara menyeluruh.

Prestasi pembangunan infrastruktur Indonesia sendiri berada di posisi ke-74 untuk kualitas infrastruktur (WEF, 2012). Di satu sisi, di tingkat internasional infrastruktur pembangunan telah menjadi salah satu agenda SDGs, sehingga diharapkan ini dapat menjadi alternatif mengatasi masalah infrastruktur pembangunan di Indonesia.

Secara umum perkembangan infrastruktur di Indonesia setiap tahunnya hampir selalu meningkat. Misalnya saja dalam data jalan raya di Indonesia total panjang jalan di Indonesia data per 2019 adalah sekitar 500.000 (lima ratus ribu) kilometer, yang terdiri dari jalan Nasional, jalan Provinsi, jalan Kabupaten/Kota. Panjang jalan nasional hanya sekitar 9% dari total panjang jalan yaitu sekitar 47.000 km. Panjang Jalan nasional selalu meningkat setiap 5 tahun yang ditandai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri PU tentang Penetapan Status Jalan Nasional. Jika dilihat dari tahun 2005, dimana panjang jalan nasional adalah 34.628 km, di Tahun 2009 panjang jalan nasional meningkat sebesar 11% menjadi 38.570 km, kemudian meningkat 22% menjadi 47.017 km pada Tahun 2015. Pulau Sumatera memiliki jalan nasional paling panjang yaitu sebesar 29% dari total panjang jalan, disusul dengan Pulau Sulawesi (19%), dan Kalimantan (16%). Sedangkan Pulau Maluku dan Maluku Utara memiliki jalan nasional paling pendek hanya dengan 6% dari total panjang.

2. Pembahasan 

Meningkatan pembangunan infrastruktur sangat akan berpengaruh terhadap industrial. Mka dari itu untuk memiliki industrialisasi yang kuat dan berkkelanjutan harus memiliki infrastruktur yang memadai. Infrstruktur disini bukan hanya sebatas jalan saja namun segala jenis pemenuhan infstruktur yang ada. Adapun infrastruktur yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  • Infrastruktur keras (physical hard infrastructure)

Infrastruktur keras merupakan infrasruktur yang sering kita kenal sebagai jalan dan bangunan, bandara dan fasilitas umum lainnya. Sifatnya terlihat dan dapat diraba karena itulah disebut infrastuktur keras.

  • Infrastruktur keras non fisik (non-physical hard infrastructure)

Berbeda dengan infrastruktur fisik, infrastruktur non fisik mencakup berbagai infrastruktur yang mendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyrakakat luas. Contohnya seperti pengadaan air bersih, penyediaan pasokan listrik dan jaringan telekomunikasi, serta upaya yang berkaitan dengan pengadaan sumber pasokan energi.

  • Infrastruktur lunak (soft infrastructure)

Jika kedua jenis infrastuktur sebelumnya mengenai kebendaan dan utilitas, infrastruktur lunak lebih mengarah pada segala hal penunjang kelancaran kegiatan sosial dan ekonomi khalayak luas, yang mana tidak terlihat wujud dan bentuknya secara kasat mata. Contoh sederhananya adalah berbagai nilai (termasuk etos kerja), norma (khususnya yang telah dikembangkan dan dikodifikasikan menjadi peraturan hukum dan perundang-undangan), serta kualitas pelayanan umum yang disediakan oleh berbagai pihak terkait, khususnya pemerintah .

Ketiga hal diatas merupakan tiga pilar infrastruktur yang harus dipenuhi secara bersamaan. Maka dari itu pembangunan infsrtuktur sebenarnya bukanlah hal yang mudah karena memang penting perhitungan dalam perencanaannya.

Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur dan inovasi adalah penggerak penting pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia. Data terkini menyebutkan bahwa setengah populasi dunia tinggal di perkotaan, karena itu transportasi massal dan energi terbarukan sangat penting karena aktivitas perkotaan yang pastinya padat dan pemakaian akan transportasi dan eneegi yang besar, begitu juga dengan pertumbuhan industri baru serta teknologi informasi dan komunikasi juga termasuk didalamnya.

Kemajuan teknologi juga merupakan kunci untuk menemukan solusi jangka panjang untuk menjawab tantangan ekonomi dan lingkungan. Mempromosikan industri berkelanjutan serta berinvestasi dalam penelitian ilmiah dan inovasi adalah cara-cara penting untuk memfasilitasi pembangunan berkelanjutan. Disisi lain terdapat permasalahan dimana dari puluhan juta orang masih belum memiliki akses Internet di I ndonesia. Menjembatani jurang digital ini penting untuk memastikan akses pada informasi dan pengetahuan, dan hasilnya nanti adalah mendorong inovasi dan kewirausahaan.

Untuk mencapai Indonesia di 2030 yang telah mencapai tujuannya maka perlu persiapan dan target dari sekarang. Target-target tersebut seperti :

  • Pembangunan infrastruktur yang berkualitas, andal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua.
  • Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara yang kurang berkembang.
  • Peningkatan akses industri dan perusahaan skala kecil, terhadap jasa keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam rantai nilai dan pasar.
  • Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri agar dapat berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik dari teknologi dan proses industri bersih dan ramah lingkungan, yang dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing-masing.
  • Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi sektor industri termasuk pada tahun 2030, mendorong inovasi dan substansial meningkatkan jumlah pekerja penelitian dan pengembangan dan meningkatkan pembelanjaan publik dan swasta untuk penelitian dan pengembangan .
  • Memfasilitasi pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan tangguh melalui peningkatan keuangan, teknologi dan dukungan teknis.
  • Mendukung pengembangan teknologi domestik, riset dan inovasi termasuk memastikan lingkungan kebijakan yang kondusif, antara lain untuk memastikan industri dan peningkatan nilai tambah.
  • Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, dan penyediaan akses universal dan terjangkau Internet.

Target ini diharapkan menjadi acuan Indonesia untuk menuju Indonesia di 2030 yang memiliki infrastruktur yang kuat dan industriliasi yang berkelanjutan.

3. Kesimpulan 

Untuk mencapai peningkatn infrastruktur yang kuat dan industrialisasi yang berkrlanjutan di 2030, Indonesia perlu perencanaan dan target yang harus dimulai sedini mungkin. Selain itu sangat penting juga kesesuaian dan kesimbangan dalam perencanaan sehingga tidak ada tumpang tindih di dalamnya. Rencana yang matang dan eksekusi yang tepat akan menghasilkan hasil sesui dengan tujuan yang ditetapkan.

Indonesia masih memiliki waktu yang cukup untuk menuju ke 2030 dengan infrastuktur yang kuat dan industrilisasi yang matang dan berkelanjutan. Untuk itu yang dibutuhkan sekarang adalah wujud nyata dari rencana dan target yang telah ditetapkan. Konsistensi sangat penting dalam menjalankannya. Peran pemerintah, masyarakat dan pihak terkait sangat diperlukan. Dibutuhkan kerjasama yang baik agar Indonesia dapat mencapai target di 2030 nanti.


DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, SDGs, 2021. SDGs Indonesia 2030.      [Online]    Available at: https://www.sdg2030indonesia.org/   [Accessed 10 Agustus 2021].

Haris, A., n.d. Pengaruh Penatagunaan   Tanah   Terhadap   Keberhasilan Pembangunan    Infrastruktur   Dan   Ekonomi,   Jakarta:  Kasubdit Pertanahan - Direktorat  Tata Ruang  dan  Pertanahan,    Bappenas .

PPN/Bappenas, K., 2020.   SDGs Bappenas.   [Online]    Available        at: http://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-9/ [Accessed 11 Agustus   2021].

Sukwika, T., 2018. Peran       Pembangunan       Infrastruktur        terhadap  Ketimpangan Ekonomi Antarwilayah di Indonesia. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 6(2), pp. 115-130.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun