Simulasi semacam ini memungkinkan mahasiswa untuk merasakan langsung dampak dari setiap keputusan yang mereka ambil, memberikan pengalaman praktis yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka.
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
VR dapat mendukung metode Problem-Based Learning (PBL), di mana mahasiswa diberikan masalah yang harus dipecahkan, dan mereka harus mencari solusi melalui kolaborasi, penelitian, dan analisis. Dengan VR, masalah yang diberikan dapat lebih bervariasi dan kompleks, serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan bidang studi tertentu. Misalnya, mahasiswa hukum dapat menghadapi simulasi kasus pengadilan, sementara mahasiswa teknik dapat merancang dan menguji prototipe dalam lingkungan virtual.
4. Meningkatkan Pembelajaran Kolaboratif
Dalam banyak kasus, berpikir kritis juga melibatkan kemampuan untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan orang lain. Dengan VR, mahasiswa dari berbagai lokasi dapat berkolaborasi dalam ruang virtual yang sama. Mereka bisa berdiskusi, berbagi ide, dan memecahkan masalah secara bersama-sama dalam lingkungan yang mendukung interaksi langsung. Ini membantu mengembangkan kemampuan komunikasi dan kerja sama, yang juga penting dalam pengambilan keputusan yang kritis.
5. Menstimulasi Rasa Curiosity dan Kreativitas
VR dapat merangsang rasa ingin tahu (curiosity) mahasiswa karena memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan tanpa batasan fisik atau logistik. Dengan menghadirkan dunia yang luas dan penuh potensi, mahasiswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu yang mendorong mereka untuk bertanya lebih banyak, mencari tahu lebih dalam, dan mengeksplorasi ide-ide baru. Hal ini mendorong mereka untuk berpikir kritis tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka dapat menghubungkan informasi yang ada untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif.
Tantangan dalam Penggunaan Virtual Reality di Pendidikan
Meski memiliki banyak potensi, penggunaan VR dalam pendidikan juga menghadapi beberapa tantangan. Biaya pengadaan perangkat keras dan pengembangan konten VR yang berkualitas masih cukup tinggi, sehingga hanya perguruan tinggi dengan anggaran yang memadai yang bisa memanfaatkan teknologi ini secara maksimal. Selain itu, pengajaran dengan VR membutuhkan keterampilan teknis tertentu dari pengajar dan dukungan infrastruktur yang memadai. Meskipun demikian, seiring dengan berkembangnya teknologi, biaya dan aksesibilitas VR diperkirakan akan semakin terjangkau.
Masa Depan Virtual Reality dalam Pendidikan
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, masa depan VR dalam pendidikan sangat menjanjikan. Penggunaan VR dalam meningkatkan critical thinking mahasiswa akan semakin luas, dengan lebih banyak materi pembelajaran yang dapat disajikan secara imersif dan interaktif. Teknologi ini tidak hanya membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik, tetapi juga meningkatkan kualitas pemahaman dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H