Mohon tunggu...
Yahya Romadhon
Yahya Romadhon Mohon Tunggu... -

ittiba'urosull

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ajak Anak Didik untuk Berkaryawisa atau “Fieldtrip”

13 Juni 2014   16:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:55 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Karyawisata atau fieldtrip merupakan kegiatan dimana pendidik usia dini membawa anak-anak untuk mengunjungi lingkungan masyarakat yang akan dijadikan obyek studi tertentu. Obyek studi itu tidak terbatas pada jarak, artinya bisa obyek yang jauh dari sekolah/kota tempat dimana sekolah itu berada, misalnya mengunjungi museum prangko, kebun binatang, kantor pos, taman lalu lintas, dsb,. Namun bisa juga di tempat-tempat di sekitar sekolah, seperti halaman sekolah, kebun sekolah, organisasi kemasyarakatan, di dekat sekolah, sawah kolam ikan, dsb.

Kegiatan ini sangat banyak manfaatnya bagi anak karena anak memperoleh pengalaman dan kegiatannya secara langsung (direct experience), tidak hanya sekedar paparan atau uraian dari pendidiknya atau yang disebut verbalistik (pengalaman yang hanya dikatakan). Melalui karyawisata, anak juga dapat memperoleh kesempatan bereksplorasi dengan lingkungan secara leluasa dan bebas dengan menggunakan semua panca inderanya. Sebagai contoh anak-anak kita akan ke kolam ikan yang ada di lingkungan sekolah saja. Di sana mereka akan mengenali ikan bukan hanya gambar atau bentuk tiruan ikan tetapi anak melihat, mengamati bahkan mendengar bagaimana ketika ikan menghirup udara. Sekelompok anak yang lain selain mengamati mungkin ingin tahu bagaimana reaksinya jika ingin tahu bagaimana reaksinya jika ingin diberi makanan kesukaannya seperti yang kita beli dari toko ikan hias. Mungkin juga ada anak yang tidak puas tapi ingin memancing ikan tersebut dengan memasangi cacing sebagai umpannya. Sekelumit contoh tersebut menunjukkan betapa karyawisata memiliki kelebihan metodologis yang tinggi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan belajarnya. Oleh karena itu, cara ini memang sangat efektif untuk menstimulasi berbagai potensi panca indera anak. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik pembelajaran akatif di mana anak distimuli segenap potensi panca indera anak. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik pembelajaran aktif di mana anak distimulasi segenap potensi panca inderanya.

Akan lain halnya jika materi ajar itu hanya disampaikan secara lisan oleh pendidik yang lebih banyak menstimulasi indera pendengaran anak saja. Anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan yang bernuansa DDHC (Duduk, Dengar, Hafal, an Hitung ) sebuah model pembelajaran yang membosankan dan kurang bermakna bagi anak. Hal ini yang juga sangat penting dengan pemanfaatan lingkungan ini adalah bahwa materi ajar yang diperoleh anak akan sangat lengkap dan kaya mengingat informasi yang sifatnya visual, auditif, dan kinestetik diperoleh secara bersamaan sehingga memberikan kebermaknaan (meaningful) bagi anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun