Mohon tunggu...
Yahya Nauval Faris
Yahya Nauval Faris Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Secangkir kopi sebelum menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyikapi Perdebatan Mengenai Keberadaan Allah

15 November 2018   14:51 Diperbarui: 15 November 2018   15:15 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perdebatan mengenai agama atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan, di era sekarang sama halnya dengan perdebatan para pendukung antar tim sepak bola, pandangan politik atau sekadar perdebatan antara Apple fans dan Android fans. Masing-masing memiliki basis pendukung fanatik yang bahkan dengan rela sepenuh hati mengorbankan harta dan nyawa untuk membela pendiriannya.

Tak heran ketika pembicaraan sudah mulai mengarah ke pembahasan mengenai politik dan agama, utamanya, seringkali suasana perlahan-lahan memanas dan tak jarang menjadi awal dari konflik sosial yang berkepanjangan. Betapa banyak hubungan baik kekerabatan dan pertemanan menjadi rusak bermula dari perdebatan mengenai politik dan agama.

Diantara perdebatan panjang yang berlarut-larut di kalangan Umat Islam adalah perdebatan mengenai keberadaan Allah. Pertanyaan "Dimana Allah berada?" pertama kali diajukan oleh Nabi Muhammad ketika Beliau menguji keimanan seorang budak perempuan. Kini, pertanyaan itu seakan-akan menjadi salah satu pertanyaan kunci untuk mengidentifikasi aqidah seseorang. Jawabannya akan menjadi penentu apakah ia kawan atau lawan. Sebegitunya.

Secara umum, ada 3 pendapat paling populer di kalangan Umat Islam tentang dimana Allah berada. Pendapat pertama mengatakan Allah tidak bertempat, pendapat kedua mengatakan sebaliknya, bahwa Allah berada di segala tempat sedangkan pendapat ketiga mengatakan Allah bersemayam diatas Arsy. 

Perbedaan pendapat tersebut berawal dari perbedaan cara dalam menyikapi dalil. Satu pihak menerima dalil Al-Qur'an dan Hadits yang berbicara tentang perkara "dimana Allah" itu apa adanya sedangkan pihak yang lain mencoba untuk memahami dan menafsirkan dalil Al-Qur'an dan Hadits yang berbicara tentang "dimana Allah berada" melalui pendekatan akal.

Pihak yang berpendapat Allah tidak bertempat dimana-mana mengatakan bahwa Allah adalah Yang Maha Awal yang tidak ada sesuatupun sebelum Dia, Dia ada sebelum semua ciptaan ada, dan Arsy adalah salah satu ciptaan Allah, maka jika Allah bersemayam diatas Arsy, dan Dia ada sebelum Arsy ada, maka dimanakah Allah berada sebelum Arsy ada? Selain itu, jika Allah bersemayam diatas Arsy, maka berarti Allah butuh terhadap Arsy sedangkan tidak mungkin Kholiq (Pencipta) merasa butuh terhadap makhluk (yang diciptakan).

Kemudian mereka yang berpendapat Allah berada di segala tempat mengatakan bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang absolut, sebab itu Allah meliputi jagad raya, manusia dan tempat, surga dan dimanapun. Dan bahwa Allah nyata di jagad raya. Mereka juga berdalil dengan firman Allah: "...Sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu." {Fushilat:54}.

Pendapat terakhir mengatakan Allah bersemayam diatas Arsy. Mereka yang mengatakan demikian banyak berdalil dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad yang menyatakan demikian. Misalnya, Allah berfirman: "Ar-Rahman beristiwa diatas Arsy" {Toha:5} dan sabda Nabi Muhammad : "Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada diantara keduanya dalam enam hari, kemudian Dia berada di atas 'Arsy (singgasana)." {HR. An-Nasa'i}

Untuk lebih detilnya, Anda bisa membaca argumen masing-masing pendapat disini.

Pihak yang mengatakan Allah tidak bertempat: http://www.nu.or.id/post/read/95207/dalil-dalil-al-quran-dan-hadits-bahwa-allah-tak-bertempat

Pihak yang mengatakan Allah di segala tempat: https://id.harunyahya.com/id/Artikel/33344/allah-ada-di-mana-mana

Pihak yang mengatakan Allah diatas Arsy: https://rumaysho.com/910-di-manakah-allah-2.html

Secara pribadi, saya lebih condong dengan pendapat terakhir yang mengatakan Allah berada diatas Arsy. Sebab buat saya mereka yang mengatakan demikian membawa lebih banyak dalil dan dasar hukum Al-Qur'an dan Hadits yang lebih banyak dan lebih jelas. 

Misalnya ayat yang mengatakan bahwa Allah diatas Arsy, buat saya itu sudah sangat jelas dan tidak perlu ditafsir lagi. Justru jika ditafsir akan membuat makna yang sudah jelas itu menjadi kabur. Pertanyaan-pertanyaan seperti "apakah Allah butuh Arsy?" atau "dimana Allah berada sebelum Arsy ada?" buat saya pun adalah pertanyaan yang bisa dijawab dengan sederhana.

Allah tidak butuh Arsy. Allah tidak butuh terhadap makhluk. Kalau begitu, mengapa Allah berada diatas Arsy? Jawabannya sangat sederhana, sebab Allah menghendaki demikian dan Dia adalah Maha Kuasa, Maha Mampu dan Maha Berkehendak. Sebetulnya terserah Allah mau dimanapun Dia berada, namun Dia berkehendak untuk berada diatas Arsy. Sederhana. Jika ada yang mencoba beranalogi, apabila Allah berada diatas Arsy, bagaimana pula jika Arsy jatuh apakah Allah akan jatuh? Tentu saja tidak, tidak harus yang diatas butuh terhadap yang dibawah. Apakah langit butuh terhadap bumi? Apakah jika bumi hancur langit akan ikut hancur? Tidak.

Dan pertanyaan "dimana Allah sebelum Arsy ada" itupun buat saya sangat membuang-buang waktu dan pikiran. Jawaban sederhananya, buat saya, sama saja: Terserah Allah mau dimana saja Dia berada. Kewajiban kita hanya mengikuti dan mengimani apa yang dikatakan Al-Qur'an dan Hadits kan? Jika baik Al-Qur'an maupun Hadits mengatakan Allah berada diatas Arsy, mengapa pula kita harus sibuk mencari penafsiran lain yang membelokkan pengertian yang sudah jelas kepada pengertian lain yang tidak jelas dan tidak memiliki dasar hukum yang jelas pula. 

Sampai sekarang, saya tidak menemukan ada artikel apapun yang menyebutkan suatu ayat atau hadits yang secara gamblang mengatakan Allah tidak bertempat atau Allah berada di segala tempat sebagaimana jelas dan lugasnya ayat dan hadits yang mengatakan Allah berada diatas Arsy.

Pada akhirnya, saya memang cenderung mengikuti pendapat ketiga yang mengatakan bahwa Allah berada diatas Arsy sebab pendapat tersebut lebih masuk akal buat saya. Namun pun demikian, saya tidak begitu memahami apa manfaat riil yang didapatkan dari perdebatan-perdebatan semacam ini yang banyak berseliweran di media sosial. 

Kenapa pula kita harus berdebat tentang penggambaran wujud dan keberadaan Tuhan yang sudah pasti berada di luar jangkauan akal kita sebagai manusia? Saya kira, dalam hal-hal semacam ini, kita tak perlu melakukan penafsiran-penafsiran lagi dan mencukupkan diri dengan apa yang secara eksplisit tertera didalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad . Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun