Ide tentang perubahan dan perkembangan ini terefleksikan dalam berbagai ide yang bagaimana melaksanakan ajaran agama dalam masyarakat. Ini terkait dengan masalah keadaan historis, yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu mengenai tatanan hidup manusia ada sangkut pautnya dengan perbedaan orang, zaman dan tempat. (islam doktrin dan peradaban : Ixxii)
Halangan terhadap ide pertumbuhan dan perkembangan adalah sikap- sikap serba mutlak (absolutistic) akibat adanya keyakinan diri sendiri telah "sampai" dan mencapai kebenaran mutlak, suatu pengertian yang sesungguhnya mengandung pertentangan istilah (contradiction in term). Sebab bagaimana mungkin suatu wujud nisbi seperti manusia dapat mencapai suatu wujud mutlak, justru tauhid mengajarkan bahwa yang mutlak hanyalah Allah, sehingga kebenaran mutlak pun hanya ada pada-Nya belaka.Â
Maka salah satu sifat yang dimiliki oleh Allah adalah Al --haq "Yang benar" (secara mutlak). Berkenaan dengan ini Ibnu Taymiyah sering merujuk kepada sabda Nabi SAW bahwa ungkapan yang paling benar dari pada penyair ialah ungkapan penyair labid "ala kulli syai'in ma khola i-lah bathil"(ingatlah, segala sesuatu selain allah adalah palsu). Artinya hanya allah yang mutlak dan selain allah, meskipun mengandung kebeneran adalah nisbi, dan kebenaranya pun nisbi belaka. (Al imam : 115).
Jadi absolutisme lebih -- lebih lagi seharusnya tidak terjadi di kalangan kaum muslimin. Apalagi islam selalu di lukiskan sebagai jalan, maka pengertian hakiki tentang "jalan" dengan sendirinya mengisyaratkan adanya gerak, yakni bahwa apa dan siapapun yang bergerak menuju jalan dan menempuhnya, maka ia harus bergerak menuju satu tjuan, etos gerak ini tinggi sekali dalam islam, yang dalam kitab suci dikaitkan dengan ide benar dan semangat tentang hijrah (Qs. Al-ankabut/29;26)
Maka dari itu umat muslim di Indonesia harus melepaskan diri dari sikap absolutism dan sikap egosentris mengenai kebenaran yang nisbi, dengan begitu akan terciptanya idea of progress yang akan terus mendorong pertumbuhan umat islam sehingga menciptakan suatu ekosistem cosmopolitan yang secara historis kosmopolitanisme menjadi roda maju nya sebuah peradaban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H