Mohon tunggu...
Yahya Hansamuda Devilen
Yahya Hansamuda Devilen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Yahya Hansamuda Devilen Mahasiswa Unand FISIP Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyalahgunaan Kata "Open Minded"

2 Januari 2024   21:00 Diperbarui: 2 Januari 2024   21:06 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman modern ini tentu kita tidak asing dengan kalimat "open minded". Kalimat ini tentunya sangat familiar oleh anak muda sekarang. Tidak terlepas dengan kalangan yang lebih tua. kata atau pemikiran "open minded" ini sudah tersebar luas ke semua kalangan muda maupun tua.

Namun "Open Minded" sendiri masih banyak mengsalah artikan pemikiran ini. Open Minded sendiri menyaring dan memahami pemikiran yang masuk dari pemikiran dari kalangan luar. Tentunya sangat bagus untuk bisa menerima dan pemikiran yang belum pernah terpikir sebelumnya. Namun Masih banyak orang yang tidak tahu kapan batas yang harus kita saring untuk menerima pemikiran yang belum pernah terpikiran oleh diri sendiri.

Contoh dari pemikiran "Open Minded" sendiri adalah menerima atau mengiyakan sex bebas adalah hal yang biasa. Pemikiran ini tentu saja sudah salah, namun banyak orang masih berpikiran di zaman modern ini sex bebas adalah hal yang  biasa.

Memang negara negara luar sudah biasa dengan sex bebas ini. Namun tidak sedikit juga negative yang di dapatkan dengan pemikiran sex bebas ini. Dikutip dari Global  HIV & AIDS statistic: bahwa 39 juta orang terkena penyakit HIV, 1,3 juta orang baru-baru ini terkena penyakit HIV, dan 40,4  juta orang dinyatakan meninggal karena penyakit HIV.

Dalam Jumlah yang sebanyak ini tentunya sangat merugikan Masyarakat yang sudah dipengaruhi oleh pemikiran "sex bebas" adalah hal yang biasa. Dari data ini kita bisa melihat bagaimana pemikiran "open minded" tentang sex bebas sangat bahaya untuk pemikiran seseorang.

Para remaja dan orang dewasa pasti berpikiran sex bebas adalah hal yang menguntungkan dari segi sosial maupun segi kepuasaan diri sendiri. Tapi mereka lupa jika pemikiran ini dapat merugikan diri mereka sendiri. Terutama orang yang berusia 22-30 mereka sangat membutuhkan hal ini, maupun itu dari segi kepuasaan dan segi sosial.

Terutama para remaja yang di embel-embel kan dengan kata "kalo lu belum pernah berhubungan intim lu cupu". Pemikiran seperti ini tentunya sangat menyimpang dengan apa yang dimaksud dengan "Open Minded" itu sendiri.

Ada juga pemikiran "Open Minded" yang menyimpang seperti menerima pemikiran LGBTQ adalah hal yang wajar. Pemikiran ini tentunya sangat bertolak belakang dengan negara,biologis,dan agama. Namun banyak yang masih berpikiran pemikiran LGBTQ ini harus di terima.

Kita semua tahu bahwa LGBTQ sudah lama adanya, namun pemikiran ini semakin lama semakin mempengaruhi sosial di Masyarakat. Dahulunya Orang orang LGBTQ adalah orang yang  berkelainan pada seksualitas. Namun sekarang orang orang banyak mennganggap pemikiran ini adalah gaya hidup atau life style.

Semakin banyaknya LGBTQ ini semakin bertambah juga kasus AIDS yang sudah mencatat jutaan kematian. Namun yang paling menjadi masalah dimana orang orang yang berpikiran ini harus menginfluence orang yang tidak menyutujui adanya pemikiran ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun