Pada zaman sekarang ini murid-murid banyak yang tak memiliki adab kepada gurunya. Sangat berbeda dengan orang zaman dahulu yang sangat menghormati guru-guru mereka walau tak suka kepada gur itu.
Jadi apa sebenarnya adab itu? Adab dapat diartikan sebagai karakter, sikap, tingkah laku. Adab sebenarnya tidak hanya kepada guru saja, bisa juga kepada orang tua, teman, keluarga. Akan tetapi saat ini kita akan membahas adab kepada guru saja.
Akhir-akhir ini kita sering membaca dan melihat berita maupun vidio seorang murid menghardik guru, mencaci guru, bahkan ada yang hampir melakukan kekerasan fisik. Namun yang mendapat teguran kerasa dan tegas bukannya si anak (pelaku), tapi malah si guru (korban) yang menegur ataupun mendokumentasikan kejadian itu dengan mevidiokannya.
Seperti yang terjadi di salah satu SD Kecamatan Lima Puluh Kota Sumtera Barat. Pada awalnya si murid marah-marah tak jelas di luar ruang kelasnya. Gurunya yang berada di kelas berusaha menegur.
Tetapi entah kenapa emosinya menjadi tak terkendali, lalu ia menendang pintu kelasnya. Lantas sang guru memvidiokan kelakuan si murid dan mengupload ke medsos. Tidak hanya sampai menendang pintu saja, ia bahkan berkata kotor dengan lantang kepada gurunya tersebut.
Kasus berakhir dengan permintaan maaf dari si guru bukannya si murid. Bahkan sang guru itu  berkata, "Saya minta maaf karena membuat vidio tersebut.Saya minta maaf kepada pihak yang merasa dirugikan akibat vidiotersebut."Â
Menurut netizen yang mengomentari vidio itu, ini bukanlah hal yang benar. Kenapa? Karena, yang membuat kesalahan si murid (pelaku) yang minta maaf si gurunya(korban). Bahkan banyak yang berkata bahwa, "Hukum di Indonesia tumpul keatas dan tumpul kebawah, hak asasi manusia, atau perlindungan anak yang ber-uang, dan lain-lain.
Sebenarnya, kenapa seorang murid dapat bertingkah laku seperti itu? Menuru para ahli, hal ini  dapat terjadi karna keluarga yang terlalu memanjakan sang anak, sehingga ia merasa seperti di rajakan dan semua orang  harus mengikuti kehendakya. Tidak hanya itu, pengaruh lingkungan, dan pergaulan juga menjadi penyebabnya.
Jika menurut saya, hal ini juga tidak terlepas dari sistem pendidikan Indonesia saat sekarang ini. Para peserta didik  diajarkan bagaimana cara untuk mengembangkan  minat,bahkan,serta potensi yang ada dalam diri mereka sendiri. Tapi terlepas dari itu, para muridtidak mendapat pendidikan tatakrama, etika, tingkahlaku, adab, karakter yang baik.
Seperti di sumatera Barat, dahulu peserta didik mendapatkan pendidikan karakter dengan baik dari siistem pendidikan indonesia. Contohnya seperti di Sumatera barat. Dahulu ada yang namanya mapel BAM (Budaya Alam Minangkabau.) Yang di dalamnya ada materi bagaamana cara kita hidup dalam masyaraka, tata cara berbicara kepada lawan bicara yang tidak sama besar. Bagaimana cara bersikap kepada yang lebih tua, lebih muda, sama besar ( sebaya).
Kemudian mapel BAM pun dihilangkan. Hingga saaat ini pelajar BAM tidak lagi di ajarkan di sekolah-skolah. Dikarenakan itulah banyak murid di Sumatera Barat minim beradab kepada orang lain.
Karena itulah dapat kita simpulka bahwa, sistem pendidikan di Indonesia harus mulai kita pertanyakan. Mengapa tidak di buatkan sebuah mapel untuk mengatur cara bersikap para murid? Lalu kita sebagai orang tua juga harus mengajarkan sendiri tentang adab,sikap, karakter yang baik kepada anak kita. Dengan demikian kita juga sudah termasuk mengurangi krisis adab murid kepada guru.
Apakah para pembaca setuju? Atau memiliki pendapat lain? Atau malahan tidak setuju? Ya.., kita semua bebas berpendapatkan. JIka menurut pendapat saya hanya begitulah kira-kira.
                                                                                           Padang Panjang, 23 November 2023
                                                                                                    Yahya Asmuzzaki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H