Mohon tunggu...
Yahya AyyasyArdiyarto
Yahya AyyasyArdiyarto Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030024

Saya mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilamu Sosial dan Humaniora 21107030024

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pasukan Chechnya Bantu Rusia, Petinggi Ukraina Jadi Sasarannya

28 Februari 2022   23:16 Diperbarui: 28 Februari 2022   23:41 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12000 Pasukan Chechnya berkumpul  (Foto/rt.com)

Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov siap terjukan ribuan tentaranya untuk membantu tentara Rusia menghadapi pasukan Ukraina.

Sosok Ramzan Kadyrov 

Ramzan Kadyrov lahir di suatu pemukiman Tsenteroi pada Oktober 1976. Kadyrov merupakan salah satu keturunan klan tertua dan paling dihormati Chachnya.

Dia diketahui merupakan salah satu orang yang paling ditakuti di Rusia. Kremlin mengandalkannya kurang lebih selama satu dekade untuk menjaga ketertiban di Chechnya hanya untuk merupakan sebuah republik berpenduduk mayoritas muslim yang hancur karena perang pada tahun 1990-an.

Ramzan Kadyrov dulunya adalah mantan pemberontak Chechnya. Lalu dia sempat menjabat sebagai perdana menteri Kenya pada Maret 2006 setelah pendahulunya Sergei Abramov terluka parah dalam kecelakaan mobil.

Ramzan kadyrov memiliki Michelle yang kuat dan sangat ditakuti misil tersebut biasa disebut dengan "Kadyrovtsy". Suatu kelompok hak asasi manusia menurut mereka melakukan penyiksaan penculikan dan pembunuhan di Chechnya.

Kadyrov pula pernah menerima penghargaan tertinggi dari Presiden Vladimir Putin, Putin menganugerahinya "Lencana Kehormatan" atas prestasi profesionalnya pelayanan yang panjang dan kerja sipilnya.

Pada tahun 2015, ia memuji seorang petugas keamanan Chechnya yang didakwa atas pembunuhan Boris Nemtsov, yang telah menjadi salah satu pengkritik paling menonjol presiden Vladimir Putin. Pada 2017 mereka yang terlibat dalam pembunuhan di penjara.

Dilansir Associated Press Ramzan Kadyrov mendesak presiden Ukraina volodymyr zelensky meminta ampun kepada Vladimir  Putin Presiden Rusia. Ia pula meremehkan 12000 personel pasukan nasionalnya yang terdiri atas angkatan militer dan relawan yang membantu Rusia dalam menjalankan agresi ke Ukraina.

Ramzan Kadyrov mengatakan meminta ampun adalah langkah terbaik yang dapat diambil Presiden Ukraina untuk menyelamatkan negara dan rakyatnya. Ia juga mendesak agar Ukraina menerima semua tuntutan yang disampaikan oleh Rusia.

Negara yang memiliki mayoritas penduduknya adalah muslim tersebut turut membela Rusia karena tuntutan dari Presiden mereka Ramzan Kadyrov. Kadyrov diketahui merupakan salah satu sekutu dari Presiden Rusia yaitu Valdimir Putin.

12000 Pasukan Chechnya berkumpul  (Foto/rt.com)
12000 Pasukan Chechnya berkumpul  (Foto/rt.com)

Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan Kadyrov siap membantu Rusia melawan pasukan dari Ukraina. Presiden Chechnya tersebut mengatakan bahwa pasukan Chechnya telah siap dan hanya menunggu perintah dari Presiden Putin dan siap untuk menggulingkan Presiden Ukraina (Volodymyr Zelensky).

Dilansir dari Aljazera, pada hari Senin 28 Februari 2022, Kadyrov mengatakan "Presiden (Putin ) mengambil keputusan yang tepat dan kami akan melaksanakan perintahnya dalam keadaan apapun". Kadyrov juga mengatakan bahwa Rusia tidak rugi atas invasi yang mereka lakukan dan dengan gampang Rusia menguasai kota-kota di Ukraina, termasuk ibu kota Ukraina yaitu Kyiv.

Di jagat media sosial juga tersebar video yang memprlihatkan pasukan muslim Chechnya yang di pimpin langsung oleh Kadyrov, bekumpul di alun- alun ibu kota negaranya . Berbagai sumber mengatakan, bahwa pasukan muslim Chechnya yang berjumlah 12000 orang itu bersiap menunggu panggilan perang video tersebut diklaim oleh kantor berita Rusia RT.

Dalam video tersebut pula memperlihatkan seluruh pasukan mengemakan kalimat 'Allahu Akbar', yang dipimpin langsung oleh presiden mereka Ramzan Kadyrov.

Akan tetapi dikabarkan terdapat pasukan muslim Chechen di Chechnya akan menjadi bala bantuan Ukraina melawan invasi Rusia.

Kelompok Chechen terpecah menjadi dua kubu, terdapat kubu pro dengan Rusia dan kelompuk Chechen di pengasingan. Kelompok kelompok muslim Chechen di pengasigan yang di pimpin oleh Akhmed Zakayev, menyatakan niatnya untuk membentuk detasemen sukarelawan yang tinggal di luar negri untuk berjuang bersama pemerintah Ukraina, dikutip dari Foreigen Policy. Akan tetapi menurut dosen di Universitas Ottawa dan ahli tentang Rusia dan Kaukasus, Jean-Francois Ratelle, dukungan Zakayev kepada pemerintah Ukraina mungkin tidak terlalu berpengaruh karena terbatas oleh diaspora.

Ratelle juga mengatakan , orang-orang Chechen dikenal memiliki tipikal perang yang brutal, dan tidak menghargai hukum inernasiaonal. Keberadaan pasukan yang seperti inilah yang dapat mangubah keadaan.

Sedangkan itu, pasukan Chechen pro dengan Rusia yang di pinmpin oleh Ramzan Kadyrov dikabarkan telah bergerak memasuki wilayah Ukraina untuk mendesak menggulingkan pemerintah negara mereka. Tentara Ukraina pun memukul mundur pasukan khusus Chechnya, dilaporkan tentara Ukraina serang konvoi 56 tank di luar ibu kota Ukraina, Kiev. Konvoi 56 tank tersebut di tembak oleh pasukan udara Ukraina, konvoi 56 tank tersebut hancur berantakan di dekat bandar Hosmotel, di timur laut Kiev ibu kota Ukraina pada hari kedua pengerahan pasukan Chechnya.

Belum diketahui pasti berapa banyal korban tewas pada kejadian tersebut, akan tetapi diperkirakan korban tewas pada kejadian penembakan tersebut diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan orang. Diantara korban tewas tersebut dikabarkan terdapat jendral pasukan khusus Chechnya yaitu Jendral Magomed Tushaev. Dikutip dari Daily Mail kematian mereka dilaporkan oleh media The Kyiv Independent pada hari Minggu 27 Februari 2022.

"Kolom pasukan khusus Rusia dikalahkan di dekat Hostomel "Kadyrovites", dinamai demikian untuk Kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov" begitulah bunyi tweet dari The Kyiv Independent.

Diberitakan ribuan pria dari  bersedia menawarkan bantuan kepada angkatan bersenjata Rusia. Pernyataan itu diungkapkan oleh ramzan kadyrov saat tentara moskow melakukan serangan hari kedua di Ukraina.

Kadyrov memberitahu publikasi "Chechnya Sevodnya"  tentang rapat umum mereka yang diselenggarakan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada kremlin dan kesiapan mereka membantu tujuannya.

"ini adalah sukarelawan yang siap berangkat untuk operasi khusus kapan saja untuk mengamankan negara dan rakyat kami, tidak ada pasukan yang akan diarahkan sampai Panglima tertinggi Valdimir Putin memberikan perintah" ucapnya kepada Chechnya Sevodnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun