Mohon tunggu...
Yahya Abdul
Yahya Abdul Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030042

Aku Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Dia Cara Mengatasi Sifat Malas Ala Jepang!

15 Juni 2022   00:41 Diperbarui: 15 Juni 2022   01:24 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: liputan6.com

Apakah sangat sering bagi kita? Setiap kali kita akan melakukan pekerjaan atau ada tugas lain yang penting untuk dikerjakan, sangat sulit dan berat untuk kita mencoba menyelesaikannya. Meskipun kita sudah berpikir untuk mulai menyelesaikannya hari ini, tetapi setelah memikirkannya lagi, lebih baik besok mengerjakannya. 

Dan ternyata keesokan harinya kita malah mengatakan "ah besok lusa saja". Dan hingga akhirnya, semua pekerjaan penting tidak selesai sama sekali.

Tentu saja banyak orang yang memiliki masalah seperti itu. Sebenarnya, saya sendiri pun juga pernah mengalaminya. Kita sering menunda pekerjaan yang sebenarnya penting bagi hidup kita, atau biasanya kita menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut tepat mendekati sebelum batas waktu yang diberikan. 

Jadi, tetap terus tertunda semua perkerjaannya. Entah itu menunda tugas kantor, menunda tugas rumah, dan bahkan sering menunda makan. Padahal, perilaku ini mungkin tidak baik dan tidak benar jika terus berlanjut dan cenderung berakhir membuat hasil kerja kita kurang maksimal.

Bagaimana Cara Menimalisir Malas Tersebut?

Mungkin kita perlu belajar dari negara tetangga kita yang dikenal sangat "antimalas". Jepang adalah jawabannya, seperti yang kita tahu Jepang memiliki etos kerja yang kuat dan banyaknya orang-orang yang disiplin. Bagaimana itu bisa terjadi? Ternyata mereka sudah dibina sejak kecil untuk memiliki prinsip-prinsip tertentu. 

Para masyakarat Jepang akan dilatih untuk mengulangi macam-macam rutinitas positif kecil setiap hari. Dan akhirnya rutinitas ini menjadi padat, yang akan terus mereka gunakan sampai mereka dewasa. Lalu ketika mereka dewasa, orang Jepang ini akan menjadi orang-orang yang disiplin, tidak malas.

Konsep rutinitas ini akhirnya diberi nama khusus, yaitu teknik KAIZEN. Secara linguistik, Kaizen diambil dari dua suku kata. "KAI" berarti perubahan dan "ZEN" berarti kebijaksanaan. Kedua kata tersebut membentuk makna yang menandakan bahwa perubahan dalam hidup dapat dicapai secara perlahan dan dengan kebijaksanaan. 

Prinsip KAIZEN dikenal dengan prinsip 1 menit, yaitu untuk melatih seseorang melakukan sesuatu pada waktu yang sama setiap hari hanya dalam waktu 1 menit.

Misalnya, kalian ingin mencoba belajar menulis agar lancar, coba menulislah apa saja dalam 1 menit. Dengan prinsip ini, kalian hanya mencoba melakukan kegiatan selama 1 menit setiap hari jika kalian mau. Misalnya, cobalah melakukan hal yang sama pada jam 7 pagi dan cobalah menjadikannya sebagai rutinitas kalian. 

Karena prinsip ini sederhana, kalian dapat menerapkannya ke banyak aktivitas kalian. Misalnya membersihkan rumah, memasak, menyelesaikan tugas kuliah, dan apa pun yang ingin kalian lakukan. Tetapi dengan catatan kalian harus melakukannya dengan mudah dan itu membuat kalian lebih fokus.

Baiknya, prinsip ini juga melatih kalian untuk bertanggung jawab karena jika kalian berhasil mendapatkan 1 menit, kalian akan merasa lebih baik karena berhasil mencapai satu hal. Perasaan ini akan membuat kalian ketagihan karena kalian sudah bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan tugas yang kalian miliki. 

Dan ada rasa kemajuan dalam diri kalian. Karena itu matematika 1 menit ketika kalian rutin setiap hari biasanya bertambah hingga membuat kalian ketagihan keesokan harinya. Mungkin hari pertama hanya 1 menit, tapi hari berikutnya bisa meningkat menjadi 5 menit dan hari setelahnya akan bertambah 20 menit atau bahkan jam. Kuncinya adalah KONSISTEN dan melakukannya setiap hari.

Sepintas, prinsip ini tampaknya mengharuskan kita untuk benar-benar "berfikir" bahwa hanya butuh 1 menit untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun jika usahanya terlalu keras, apalagi tidak rutin, kemungkinan besar akan membuang energi dan akhirnya menjadi malas, yang dapat menimbulkan kebosanan dalam diri kalian. 

Lebih baik sedikit, tetapi secara rutin, daripada banyak dalam sekali jalan. Jika kalian bekerja lebih sedikit, kalian menjadi lebih ahli dan juga tidak melupakan apa yang telah kalian pelajari.

Hal ini juga dipelajari oleh seorang psikolog dari Jerman bernama "Hermann Ebbinghaus" yang penelitian adalah memori kemampuan mengingat. Ia mengatakan bahwa "kemampuan seseorang akan menurun drastis jika menerima informasi hanya sekali dan menerima banyak informasi sekaligus, apalagi jika informasi tersebut tidak pernah diverifikasi atau diulang".

Dan secara tidak langsung penelitian ini sesuai dengan prinsip KAIZEN. Jika kalian mengulangi sesuatu secara tidak langsung, secara tak sadar akan menjadi sebuah menjadi kebiasaan. Prinsip KAIZEN ini bisa dipraktekkan oleh siapa saja dan diterapkan di manapun. Tetapi prinsip KAIZEN sederhana namun sulit untuk diterapkan, bahkan sangat sulit. Dibutuhkan komitmen untuk melakukan hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun