Mohon tunggu...
Dena Maharani
Dena Maharani Mohon Tunggu... -

I like everything that I like Follow my IG: yagarimashi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak SMA Aja Tau Toleransi, Masa Orang yang Jauh Lebih Tua Nggak?

11 September 2016   22:10 Diperbarui: 11 September 2016   22:29 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkenalkan, nama saya Dena Maharani Gabriella, dan kini saya sedang bersekolah disebuah sekolah menengah keatas swasta di Pamulang, Tangerang Selatan. Tahun ini saya baru kelas 10, namun Puji Tuhan teman-teman saya juga sudah lumayan banyak yang saya kenal mau dari sejak SMP maupun yang baru saya temui disekolah itu.

Kelas saya berada di lantai empat, dan kelas kami berada hampir disudut bangunan. Dikelas saya ini terdapat empat puluh dua siswa dan siswi, namun, saya bisa katakan kelas saya ini super unik, karena kelas saya ini memiliki banyak sekali perbedaan. Ada yang beragama Islam, Kristen Protestan (termasuk saya), Katolik, Hindu dan Konghucu. Hanya kurang Buddha, kalau semua agama ada, kelas kami terasa sangat spesial dan komplit.

Meskipun perbedaan terasa dikelas kami, tidak ada satupun dari kami yang saling menghina agama lain. Terasa dikelas saya, SARA dan rasisme tidak dikenal. Lihatlah, kami baru junior, alias anak ingusan cair SMA, namun apa? Kami sangat menjaga omongan kita, meski kelas saya seringkali berisik dan banyak pula anak bandel, namun sekasar apapun darikami satupun tidak ada yang mengaitkannya dengan agama.

Mengingat hal itu, saya jadi mengingat seseorang yang bertengkar dengan saya di Instagram. Entah itu akun palsu atau akun pribadi asli, namun yang saya sangat miris adalah tata bicaranya yang tidak seperti orang berpendidikan. Ia mengaku umurnya sudah 20 tahunan, namun kelakuan dan cara bicaranya tidaklah berbeda dari anak-anak warnet yang sering bermain game online. Pernah ia mengatakan agama saya adalah agama palsu, lucu dan lain sebagainya, namun saat saya mencoba untuk mengejeknya dengan ringan, ia malah lebih kasar lagi.

Tentu saja kita semua akan tersinggung jika agama kita diusik ataupun diejek. Namun, ketika diejek balik, mereka malah lebih mengamuk bak Xenomorph Queen diserang oleh Ellen Ripley, namun tentu cara itu bukanlah cara yang benar untuk menegur mereka. Tetapi, pernah sebenarnya saya menegur orang itu tanpa ada sedikitpun rasa marah ataupun bicara kasar, namun ia berbicara lebih sadis lagi, dan yang lebih parahnya lagi, saya diblokir oleh orang itu agar tidak bisa melihat akunnya ataupun mengomentarinya.

Bagaimanakah caranya untuk menghentikan semua itu? Tentu ada caranya, dan ini diantaranya:

Bicaralah Sewajarnya Saja

Tentu saja, ini adalah step yang penting, karena memang dimanapun kita berada, kita harus menjaga tata bicara kita. Ataupun ada sebuah postingan agama di sosmed, dan itu bersifat menyinggung, lebih baik menyimak saja, karena mau sebaik dan sekasar apapun kita berbicara kepada mereka, mereka yang akan lebih kasar lagi (tetapi semoga saja mereka bisa tobat).

Jangan Pernah Mencoba Menanyakan Agama Orang Lain

Komentar pertanyaan "Agamamu apa?" seringkali saya temui di setiap profil selebgram di Instagram. Sebenarnya saya berpikir apa tujuannya untuk menanyakan agama? Sangat tidak penting. Mau itu agamanya sampai Yahudi pun, jangan peduli tentang itu, asal dia sendiri masih baik dan berkontribusi untuk berbagai hal.

Janganlah Munafik/Hanya Berbicara

Ada yang mengaku membenci Yahudi, namun mereka masih menggunakan produk-produk buatan mereka seperti Facebook dan Waze, ada yang bilang mereka sangat membenci Google karena menghilangkan Palestina, namun mereka masih menggunakan Android, dan ada yang bilang mereka membenci Kristen namun tidak menolak saat dibelikan/diberikan iPhone apalagi MacBook. Hindari kelakuan seperti ini, karena mau apapun omongan Anda membenci salah satu agama namun Anda masih menggunakan produk buatan umatnya, ya percuma saja.

Jangan Terlalu Fanatik

Ini adalah step yang paling penting dari ketiganya. Janganlah terlalu fanatik dengan agama Anda, karena mau sefanatik apapun Anda namun masih memiliki sifat jelek terhadap agama lain itu percuma. Terkadang, musuh bisa berjubah. Jadilah pribadi yang biasa saja, namun tentunya jangan lewatkan ibadah Anda masing-masing. 

Demikianlah tulisan yang jauh dari sempurna dan tanpa gambar yang saya buat ini, dan saya masih pemula dalam menulis blog. Mungkin masih ada beberapa tulisan yang tidak nyambung dan lain sebagainya. Namun dibalik itu semua, saya menulis blog ini untuk menyadarkan orang-orang Indonesia yang masih belum bisa menerima perubahan dan perbedaan, dan tentunya bagi yang munafik dan fanatik. Semoga saja, mereka bisa sadar dengan apa yang mereka ucapkan, baik dari perilaku maupun hal lainnya.

Ingatlah apa yang disebutkan slogan Panasonic yang baru, "A Better Life, A Better World". 

Salam damai, kawan-kawanku.

Facebook | Twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun