"Kesempatan emas itu hanya datang sekali, jangan pernah menyia-nyiakannya"
Musim 2018-2019 adalah musim terbaik bagi Klopp untuk meraih gelar EPL pertama baginya. Betapa tidak, para saingannya sesama penghuni top six seperti duo Manchester, City dan United, Arsenal, Chelsea dan Hotspur dilanda berbagai masalah. Akhirnya Liverpool bisa melenggang sendirian di puncak klasemen dengan status unbeatable hingga akhir tahun kemarin.
Liverpool musim ini terlihat lebih seimbang walaupun tak seganas musim lalu. Sampai akhir tahun 2018 Liverpool belum terkalahkan dengan kebobolan cuma satu digit! Alisson dan van Dijk kemudian dipuja sebagai pahlawan dibalik prestasi tersebut, membuat para Kopites termasuk Klopp sendiri terlena. Saya menaruh respek kepada keduanya. Tetapi bukan mereka berdua saja dibalik solidnya lini belakang Liverpool selama ini.
Benarkah demikian? Mari kita lihat ulasannya dibawah ini (tentu saja tiap individu bisa punya ulasan berbeda)
Saya ingin merujuk kepada 12 pertandingan terakhir Liverpool (disemua ajang) dengan membaginya kepada dua periode, yaitu periode I (6 pertandingan dari 8/12/2018 hingga 30/12/2018) dan periode II (6 pertandingan dari 4/1/2019 hingga 5/2/2019) dimana fokus saya hanya kepada sektor belakang saja, karena sektor ini bisa menjadi pembeda apakah Liverpool nantinya meraih trofi EPL atau Manchester City...
Pada periode I, Liverpool menghadapi Bournemouth (menang 4-0) Napoli (menang 1-0, Liga Champion) Manchester United (menang 3-1) Wolves (menang 2-0) Newcastle (menang 4-0) dan Arsenal (menang 5-1) Pada periode ini Liverpool membobol gawang lawan sebanyak 19 kali dan kemasukan hanya 2 kali saja.
Pada periode II, Liverpool menghadapi Manchester City (kalah 1-2) Wolves (kalah 1-2) Brighton (menang 1-0) Crystal Palace (menang 4-3) Leicester City (seri 1-1) dan Westham (seri 1-1) Pada periode kedua ini Liverpool hanya mampu membobol gawang lawan sebanyak 9 kali dan kemasukan 9 kali juga!
Dengan melihat statistik Liverpool di kedua periode itu, kita pantas bertanya, ada apa dengan kamu Klopp? sebab di luar pertandingan Piala FA kala bersua dengan Wolves, duet Alisson dan van Dijk ini selalu bermain. Lalu siapa yang tidak bermain di periode kedua tersebut? Jawabnya adalah, sang bintang yang luput dari perhatian publik, yaitu Joe Gomez dan Trent Alexander Arnold!
Joe Gomez mengalami patah tulang kaki kiri pada awal Desember, sedangkan Arnold cedera lutut pada Januari. Dalam laga melawan Brighton tersebut, sebenarnya Arnold tidak fit karena terlalu sering dimainkan. Akan tetapi karena Klopp tetap memaksakan Arnold untuk bermain, maka cederanya kemudian semakin parah. Klopp kemudian memainkan Milner untuk menggantikan Arnold.
Sebenarnya rapor Milner tidak buruk. Ketika menghadapi West Ham kemarin, Milner membuat asis bagi Mane. Rekor asisnya kini bahkan melampaui David Beckham. Sofascore memberi nilai 7,8 (tertinggi dalam laga tersebut) melampaui skor pencetak gol, Sadio Mane (7,7) Walaupun posisi aslinya sebagai gelandang bertahan, Milner juga lama ditempatkan Klopp di posisi bek kiri!
Liverpool ini ibarat tikus mati di lumbung padi. Sejatinya Liverpool memiliki tiga bek kanan berkualitas hebat karena ketiganya adalah anggota timnas Inggris. Nathaniel Clyne adalah pemilik pertama pos bek kanan Liverpool dan juga timnas Inggris. Â Clyne kemudian cedera dan beristirahat lama. Joe Gomez kemudian menggantikan Clyne. Karena bermain bagus, Gomez kemudian masuk timnas Inggris juga.