Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aksi 212 dari Perspektif Lain

12 Desember 2018   17:23 Diperbarui: 12 Desember 2018   17:24 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silang Monas pusat acara reuni 212, sumber : Eramuslim

1. Pelepasan ketegangan.

Bagi orang yang status sosialnya biasa-biasa saja, mereka ini sering dalam posisi serba salah. Jangankan perhatian, empati saja susah didapat dari orang lain. Contoh misalnya ketika ada "orang biasa" berada di ATM agak lamaan, maka orang yang antri dibelakangnya pasti akan ngedumel tanpa basa-basi. Kalau yang di ATM itu seorang artis, apalagi yang cakep, pasti yang antri malah cengengesan...

Cobalah kalau misalnya seorang "orang biasa" suaranya rada kenceng dikit ketika bertelefonan diruang publik, pasti warga disekitarnya tidak akan ragu untuk memelototinnya. "Orang biasa" itu hidup dalam tekanan dan tidak diperbolehkan untuk mengekspresikan kekesalan hatinya didepan umum. "Tau diri dong, jangan sok belagu!" itu adalah kalimat yang sering diucapkan kepada orang biasa.

Jadi dengan mengikuti demo seperti ini, "orang biasa" itu bisa melepaskan tekanan emosionalnya dengan berteriak, menjerit bahkan memaki dimuka umum tanpa perlu merasa malu atau mendapat kecaman dari orang lain.

2. Aktualisasi diri

Dalam kondisi normal, bagi orang yang terlahir dengan tampang, nalar, skill maupun status sosial biasa-biasa saja, hampir mustahil untuk "mendapat panggung" bagi keperluan aktualisasi dirinya. Melalui demo ini, seseorang dapat mengutarakan buah pikiran, gagasan, kekecewaan hati bahkan umpatan kepada seseorang tanpa rasa takut! Kalau beruntung, dia mungkin saja akan mendapat aplaus dari orang-orang disekitarnya.

Demo juga menjadi sarana latihan bagi seorang anak muda untuk menjadi seorang pemimpin suatu organisasi massa kelak. Banyak pejabat dan tokoh-tokoh penting di negara ini yang perjalanan karirnya dimulai dengan berorasi dijalanan. Yang paling fenomenal, tentulah para Angkatan 66 seperti Akbar Tanjung dan kawan-kawannya itu misalnya.

3. Mencari Ketenaran

Melalui demo ini, seorang "Bonek" dari kalangan biasa, bisa saja mendadak tenar dan menjadi superstar dadakan. Kalau lagi hoki dan bernasib mujur, bisa saja dia diwawancarai media dan wajahnya kemudian masuk tivi. Bagaimana kalau yang mewawancarai itu adalah CNN, BBC atau Al Jazeera misalnya. Kalau sudah begitu, bolelah bermimpi untuk ditawari casting main sinetron pada tivi lokal...

4. Mencari teman atau jodoh

Mungkin tak banyak yang menyadari bahwa disetiap perhelatan akbar yang melibatkan banyak orang, terbuka peluang untuk menarik perhatian lawan jenis dan akhirnya mendapat jodoh. Tentulah tidak sulit menemukan lawan jenis di mall, karaoke, diskotik atau tempat nongkrong yang bertaburan di Jakarta. Akan tetapi kalau ketemu jodoh di arena 212, duh sensasinya... Serasa dijodohkan dari atas...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun