Setelah berhasil mengalahkan Juventus "hanya dalam tiga menit," Mourinho kembali akan menguji nyali kala bersua dengan si-tetangga berisik, Manchester City dalam sebuah laga bertajuk Derby Manchester.
City bukanlah Juventus yang menganggap enteng MU, untuk kemudian gampang dikadali. Wajar memang kalau Juve menganggap remeh MU, sebab di kandang MU sendiri, Juve ketika itu mampu mendominasi permainan dan kemudian mengalahkan MU. Ketika kemudian bermain di Turin, Juve juga tetap mendominasi permainan, sebelum akhirnya dibunuh oleh drama tiga menit!
Bermula dari tendangan bebas Mata di menit ke-86 yang kemudian menembus gawang "kiper buangan" dari Arsenal, Szczesny. Skor kemudian menjadi 1-1. Tiga menit kemudian sebuah kemelut terjadi di gawang Szczesny, membuat bek Bonucci melakukan gol bunuh diri ke gawangnya sendiri. MU 2, Juve 1! MU menang berkat sebuah "gol cilaka!"
Apakah City akan menganggap remeh MU untuk kemudian dikalahkan lewat drama tiga menit juga? Tentu saja tidak! City tidak akan menganggap remeh MU, sebab City akan berusaha "menelan" MU sepanjang laga dengan intensitas tinggi untuk membuat gol sebanyak-banyaknya. Ini bukan laga "remeh-temeh," sebab ini adalah derby balas dendam!
Daripada galau, yuk kita bahas adu strategi dari kedua pelatih ini.
Tidak ada dusta ataupun rahasia dalam derby Manchester kali ini. Pep akan bermain menyerang lewat kedua sayap, berpadu tusukan tajam dari tengah oleh David Silva. Mou akan bermain rapat lewat "strategi parkir bus," dan serangan balik cepat lewat sayap juga. Patron permainan sepanjang laga akan seperti ini.
Yang biru akan menyerang dengan alur pendek yang mengalir cepat dari satu kaki ke kaki lainnya seperti alunan simfoni orkestra. Sebaliknya yang merah akan bermain defensif mengandalkan intersep, tekel dan clearance untuk menurunkan tempo permainan. Ketika lawan lengah, maka simerah akan langsung melakukan serangan balik cepat. Lukaku adalah striker yang paling tepat dalam hal ini. Tapi rasanya kali ini dia tidak akan bertugas...
Kiper
Kedua kubu ini sama-sama memiliki kiper yang hebat. Performa De Gea di Piala Dunia 2018 kemarin sangatlah buruk. Akan tetapi De Gea selalu bermain apik ketika membela MU. De Gea adalah tulang punggung MU. Kalau bukan De Gea kiper MU, mungkin posisi MU itu hanya berada di papan tengah EPL saja...
Ederson Moraes adalah kiper muda yang masih berkembang. Kiper yang juga berperan sebagai "libero dan pengatur serangan" ini adalah tipikal kiper modern idaman banyak pelatih. Namun kala bersua dengan tim super defensif seperti MU ini, kelebihan itu malah bisa menjadi blunder karena bisa dieksploitasi lawan. Secara kualitas, kedua kiper ini hampir sama. Akan tetapi De Gea menang pengalaman.
Sektor Belakang