Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Miris di Balik El Clasico

30 Oktober 2018   18:53 Diperbarui: 30 Oktober 2018   19:47 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raphael Varane

Varane adalah salah satu bek tengah terbaik dunia saat ini. Varane juga menjadi pemain kunci di sektor pertahanan Madrid selama ini. Dia kemudian membawa Perancis menjadi juara dunia berkat penampilan apiknya. Namun hal sebaliknya kemudian terjadi dengan Madrid. Hampir sepanjang awal musim ini Varane bermain buruk. Tackling buruknya pada El Clasico kemarin berbuah penalti yang menjadi awal gol Suarez. Dia kemudian ditarik pada babak kedua!

14 gol bersarang di gawang Madrid dari 10 pertandingan adalah bukti betapa rapuhnya Varane bersama Ramos, padahal gawang Madrid dijaga oleh kiper terbaik dunia! Euforia juara Piala Dunia bersama Perancis kemarin bisa saja mempengaruhi penampilan Varane ini. Varane masih menjadi bek terbaik, tetapi dia perlu motivasi dan konsistensi agar kembali ke bentuk permainan terbaiknya.

Sergio Ramos

Tidak bisa dipungkiri kalau Ramos adalah bek terbaik dunia pada masanya, karena dia sanggup bermain keras, kasar, licin dan licik dalam satu paket yang utuh. Ahli provokasi dan diving adalah salah satu kelebihan lainnya.

Moh Salah (Liverpool) sudah mengalaminya sendiri pada laga Liga Champion 2018 kala bersua Madrid di final. Entah bagaimana caranya, Salah harus keluar lapangan dengan meringis dan menginap di rumah sakit karena dislokasi bahu...

Setiap saat Ramos selalu berlari ke depan untuk menciptakan gol, dan dia tampak seperti ingin menjadi pangeran baru Madrid sepeninggal Ronaldo. Sang kapten ini mencoba berperan sebagai jenderal lapangan, tetapi tidak pernah berhasil. Ramos memang pintar membaca permainan dan punya visi. Akan tetapi hasratnya ternyata lebih besar dari kemampuannya. Setiap serangan balik ke Madrid pasti akan berbahaya, karena Ramos selalu terlambat turun.

Kalau saya menjadi pelatih Madrid, pasti Ramos akan saya dorong sedikit ke tengah, berduet dengan Casemiro, sebab disitulah posisi terbaiknya. Sebagai gantinya dicarikan bek tengah yang tetap setia untuk menempati pos-nya.

Ini sama seperti ketika Guardiola mencari solusi bagi John Stones (bek tengah City) yang doyan berkeliaran di kotak penalti lawan. Stones akhirnya didorong ke tengah untuk menjadi pelapis Fernandinho.

Marcelo

Wing bek kiri ini menjadi titik terlemah Madrid. Hampir semua serangan balik cepat lawan lewat sisi kiri Madrid. Sama seperti Ramos, Marcelo doyan berkeliaran di kotak penalti lawan, dan hampir selalu terlambat turun. Dalam usianya yang semakin senja dan rawan cedera, Marcelo sebenarnya tidak layak lagi menjaga pos kiri Madrid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun