Tugas pokok Bulog itu adalah sebagai stabilisator harga. Panduannya sederhana saja yaitu HET (Harga Eceran Tertinggi) Ketika harga gabah di petani tinggi, maka tidak ada kewajiban bagi Bulog untuk membeli gabah petani. Tetapi ketika harga gabah anjlog dibawah harga ketetapan pemerintah, maka Bulog bertugas untuk membeli gabah tersebut agar petani tidak mampoes!
Sebaliknya juga, ketika harga eceran beras di pasar rendah atau dibawah HET, maka tidak ada kewajiban Bulog untuk melakukan operasi pasar. Tetapi, ketika harga beras naik melampaui HET, maka Bulog berkewajiban untuk melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga!
Jadi tugas Bulog itu sederhana saja, persis seperti pedagang juga, yaitu jual-beli beras. Tetapi perbedaannya, harga beli dan jual Bulog itu selalu fixed (sesuai dengan ketetapan Pemerintah) dan tetap untung juga, karena ada selisih antara harga pembelian dan penjualan.
Tentu saja untuk berdagang Bulog perlu modal dan gudang! Sesuai dengan data pemakan beras diatas tadi, idealnya modal (dalam US Dollar) dan jumlah gudang Bulog seharusnya bertambah dua kali lipat dari pada 30 tahun lalu! Kemarin itu BW marah-marah karena gudangnya sudah penuh...
Saya mau tanya, berapa kapasitas gudang Bulog sekarang ini? Apakah kapasitasnya bisa mengakomodir kebutuhan 265 juta jiwa pemakan beras di negeri ini, termasuk untuk stok rawan bencana dan gawat daruratnasional? Hadeuh, saya benar-benar takut bos! Kalau untuk gudang saja sudah pusing, bagaimana lagi mampu mengatur kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk negeri ini?
Konsumsi beras perkapita kita berkisar 120 kg/orang/tahun. Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa saja, maka kebutuhan menjadi 30 juta ton/tahun atau 2,5 juta ton/bulan. Menurut BW cadangan beras di gudang Bulog mencapai 2,4 juta ton, dan kini mereka sudah meminjam gudang TNI AU.
Ternyata gudang Bulog yang sekarang ini tidak mampu untuk menampung stok beras nasional untuk satu bulan pun! Lha, orang Bulognya sendiri koq tidak tahu ya berapa konsumsi nasional dikorelasikan dengan kapasitas gudang mereka? Kan seharusnya bisa diprediksi, dan kenapa sebelumnya tidak membangun gudang baru?
Konsumsi beras nasional 2,5 juta ton/bulan, trus cadangan beras nasional 2,8 juta ton. Ditambah serapan gabah petani sebesar 4 ribu ton/hari, sehingga stok akhir menjadi 3 juta ton. Menurut BW, Bulog tidak memerlukan impor beras lagi hingga Juni 2019 nanti. Lha hitungan matematikanya biji mana ini bos? Juni 2019 itu kan artinya masih ada 9 bulan lagi dari sekarang ini...
Harga beras di pasar selalu linier dengan ukuran gudang Bulog! Semakin besar kapasitas gudang Bulog plus isinya, maka akan tercipta keseimbangan harga beras di pasar dengan HET. Sebaliknya, ketika pedagang tahu isi gudang Bulog hanya seperempat saja, maka seketika itu juga harga beras di Pasar Induk Cipinang akan meloncat seperti roller-coaster!
Selama ini, itulah yang terjadi. Kenapa operasi pasar Bulog gagal menstabilkan harga? pertama karena volumenya kecil. Kedua, karena memutus rantai perdagangan (langsung menjual ke masyarakat) sehingga tidak bisa mengkoreksi harga di pasar.
Tetapi saya lebih suka dengan ucapan Lionel Messi, "It takes two to Tango!" Kalau menari Tango itu memang perlu berdua, tidak bisa sendirian! Spekulan tidak akan bisa bermain sendirian. Selalunya perlu orang dalam...