Jamila lalu memakai cincin itu di jari manisnya. "Aih..!" cincin itu berjodoh di jarinya dan terlihat manis! Dalam sekejab cincin itu mengharubirukan sanubarinya, menggelitik sukmanya, memaksa bibir mungilnya untuk selalu tersenyum merekah ketika memandang cincin itu.
kemudian Jamila membuka kotak yang diberikan Toyib bersama suratnya, sebuah Pashmina indah campuran wool dan sutra. Pashmina artinya, penutup aurat, kerudung, selimut pelindung multi fungsi dari kepala hingga kaki, pemanis penampilan, dan juga bisa dipakai membawa kue-kue dan makanan sisa dari pesta atau kondangan...
Pemuda berkulit putih yang memberikan pashmina, mempunyai niat suci seperti awan putih di angkasa. Melindungi kekasihnya dari terik mentari siang dan dinginnya malam. Melindunginya dari segala hal yang jahat, termasuk kejaran debt collector dan copet!
Menerima pashmina dari lelaki bekulit hitam juga tetap bagus, tetapi jangan sekali-sekali mau menerimanya dari lelaki yang tak berkulit! Jamila lalu mencium pashmina itu.
Kini Jamila galau, keduanya menunggu jawaban dari Jamila. Jamila mungkin akan bertanya kepada pembaca. Tidak mungkin lagi bertanya kepada rumput yang bergoyang. Rumput kini tidak lagi bergoyang, karena tidak ada lagi rumput di tanah lapang. Tanah lapang kini sudah berganti menjadi apartemen...
Aditya Anggara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H