Akhirnya balapan MotoGP di sirkuit Silverstone 2018 kemarin dibatalkan! Penggemar MotoGP jelas kecewa, namun dapat memaklumi situasinya, sebab tujuan pembatalan ini adalah demi keselamatan semua pebalap.
Sehari sebelumnya, 3 pebalap mengalami crash yang diakibatkan oleh aquaplaning, yaitu adanya genangan air pada pada beberapa titik di cekungan sirkuit yang bumpy. Ketika itu memang hujan lebat membasahi sirkuit pada sesi FP4 (Free Practice 4) kemarin.
Dua pebalap, Alex Rins dan Franco Morbideli tidak mengalami kecelakaan serius. Tetapi malang bagi Pebalap tim Reale Avintia, Tito Rabat yang mengalami patah tulang di kaki kanan setelah motornya ditabrak oleh Morbideli. Usai insiden tersebut, banyak pihak bertemu dan berdiskusi untuk menganalisa situasi sekaligus mencari solusi.
Setelah rapat bersama, Race Director MotoGP, Mike Webb kemudian mengambil keputusan untuk memajukan jadwal 90 menit lebih awal pada balapan hari Minggu esok. Pertimbangannya karena ramalan cuaca mengindikasikan hujan lebat akan turun pada Minggu siang.
Sebenarnya bukan faktor hujan semata saja yang membuat batalnya balapan ini. Balapan pada saat hujan (wet race) adalah hal yang biasa bagi para pebalap. Mereka juga sudah bersiap-siap untuk kemungkinan wet race.
Michelin sebagai penyuplai ban untuk MotoGP juga sudah bersiap untuk kemungkinan balapan dalam kondisi wet race.
Ban wet Michelin memiliki kemampuan untuk menyebarkan air sebesar 4 liter per detik pada kecepatan 300 km/jam. Akan tetapi tidak ada satu pun ban yang mampu mengatasi aquaplaning dengan kecepatan pada kondisi balapan. Hal ini terbukti pada saat FP4 sebelumnya.
Hujan deras disertai angin kencang kemudian membasahi sirkuit Silverstone pada Ahad waktu perlombaan akan dimulai.
Dua jam berlalu dari waktu yang ditentukan, kondisi trek tetap buruk dan tak layak untuk perlombaan. Race Director Dorna, Loris Capirossi dan Direktur Keselamatan MotoGP, Franco Uncini langsung turun mengitari sirkuit untuk melakukan inspeksi trek.
Ada tiga titik berat yakni T7 (Tikungan 7, stowe) T8 dan T9 yang merupakan chicane (tikungan S) di mana ditemukan banyak air terakumulasi di titik pengereman.
Hal ini diakibatkan oleh cekungan yang terdapat di permukaan aspal sehingga air terperangkap disana, dan tidak bisa mengalir keluar dari trek.
Bahayanya, T7 itu adalah speed corner setelah Hangar Straight, lintasan lurus cepat tempat di mana pebalap biasanya mencetak fastest speed.
Dengan situasi sirkuit yang tidak membaik, maka pada pukul 16:00 waktu setempat diadakan pertemuan dengan para pebalap dan pihak-pihak terkait.
Akhirnya semua pihak sepakat untuk membatalkan balapan MotoGP Silverstone ini demi keselamatan para pebalap.
Tadinya sempat ada opsi untuk melanjutkan balapan pada hari Senin. Tetapi opsi itu kemudian ditolak. Beberapa tim, terutama tim-tim satelit keberatan untuk berlomba pada hari Senin. Hal ini menyangkut pertimbangan ekonomi, yakni bertambahnya biaya operasional mereka.
Ada yang suka, ada juga yang tak suka dengan pembatalan ini. Honda dan Yamaha cukup happy karena mereka sadar pencapaian mereka di sini pasti tidak akan maksimal.
Tetapi tidak demikian halnya dengan tim Ducati yang sedang onfire! Dua pebalap mereka itu justru sedang blingsatan untuk mengejar poin ketertinggalan dari Marquez. Ducati sedikit kecewa karena "balapan ditinggal pas lagi sayang-sayangnya..."
Dibatalkannya balapan ini jelas menjadi pukulan telak bagi pihak tuan rumah sebagai penyelenggara balapan. Hal ini memang sangat memalukan karena persoalannya bersifat teknikal!
Seperti diketahui, sirkuit Silverstone baru saja mengalami pembaharuan aspal, di mana aspal yang lama dilapis ulang untuk menyambut MotoGP 2018.
Inilah yang menjadi biang kerok permasalahan tadi. Permukaan lapisan aspal yang baru ternyata tidak mulus sehingga meninggalkan cekungan yang menarik air untuk ngendon di sana.
Ada beberapa penyebab hal ini. Tadinya saya pikir lapisan base/subbase-coarse sirkuit turun. Tetapi tidak mungkin, karena sirkuit ini tadinya bekas landasan pesawat terbang pada zaman Perang Dunia-II.
Kalau base-nya jelek, pastilah pesawat jenis Hercules yang membawa kargo belasan ton itu akan nyungsep ketika landing.
Jadi penyebab utama pasti terletak pada pelaksanaan proyek pelapisan aspal itu! Silverstone itu terletak di Inggris bukan di Indonesia! Catat, Pemilik Proyek, konsultan dan kontraktornya juga bukan dari Indonesia yang doyan proyek pat gulipat.
Penyebab lainnya mungkin pada faktor cuaca, material aspal, peralatan (Finisher dan Roller), dan juga faktor human error (pelaksana dan penyelia proyek)
Cuaca yang buruk (iklim Inggris cenderung hujan) ketika pekerjaan pengaspalan sangat mempengaruhi kualitas akhir dari pekerjaan. Temperatur aspal pada saat dihampar juga harus tetap terjaga. Tetapi kontraktor pasti sudah mempertimbangkan hal-hal tersebut.
Tadinya saya berpikir drainase ataupun sudut kemiringan aspal sirkuit yang menjadi pemicu tergenangnya air.
Kenyataannya tidak, di semua lintasan air itu tergenang. Apalagi sirkuit ini tadinya adalah bekas bandara, di mana pada semua penerbangan faktor aquaplaning ini yang selalu dihindari!
Sepertinya faktor human error menjadi penyebab utama ketidak mulusan lapisan aspal sirkuit ini. Ini akhirnya menjadi sebuah tragedi untuk negara sebesar Inggris.
Salam MotoGP
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI