Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gonjang-ganjing PAN, PKS, Prabowo dan UAS

8 Agustus 2018   21:20 Diperbarui: 8 Agustus 2018   21:23 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan Prabowo_AHY (sumber : Kumparan)

Memang jauh hari sebelumnya, koalisi Gerindra-PKS telah terbentuk. Namun mungkin dalam Bahasa Prabowo, petinggi PKS itu terlalu "belagu!" Sebelumnya PKS juga telah memberikan 9 nama  untuk Cawapres Prabowo, yang kemudian mengerucut menjadi 2 nama...

Prabowo terlihat ragu dengan kandidat tersebut (tentu saja karena tidak punya nilai jual) Melihat Prabowo diam saja, PKS mulai menekan Prabowo. Tentu saja hal ini adalah sikap yang wajar. Posisi Prabowo semakin terjepit, tapi dia tidak punya pilihan...

Pepo kemudian datang pada saat yang tepat! Bak Singa gurun terlatih yang sudah lama mengintai mangsanya, Singa tersebut dengan sabar sengaja menunggu mangsanya itu berlari sampai kelelahan dan putus asa... lalu singa itu kemudian datang pada saat yang tepat, Hap!!!

Gayung bersambut! Pepo datang pada saat yang tepat untuk "menepikan" PAN dan PKS. PAN marah dan ngambek, tetapi kemudian tahu jalan pulang...

PKS marah, ngamuk plus ngambek, tetapi masih gengsi untuk pulang...

Petinggi PKS kini di persimpangan jalan. Sudah sejak lama wacana Cawapres dari PKS ini digodok. Mulai dari kader terbawah hingga elite partai mindset-nya sudah terbentuk #2019 GantiPresiden. Kini PKS nyaris tidak punya nilai tawar lagi dalam koalisi Prabowo-AHY.

Para petinggi kini tidak tahu harus bersikap bagaimana. Mengambil sikap seperti PAN, rasanya tidak enak kepada kader.. "Lha kalau netral, ya sayang nasi bungkusnya...."

***

Manusia normal pastilah akan baper kalau diajukan menjadi Cawapres, termasuk juga UAS! Hal ini tentu saja sangat manusiawi. Tapi kini UAS juga merasa tidak nyaman dengan situasi terkini. Urusan UAS adalah dakwah. Cawapres adalah ranah politik yang bukan bidangnya. Sekalipun banyak pihak yang memaksanya untuk menjadi Cawapres Prabowo, tetapi UAS tahu disana banyak kepentingan terselubung...

Dari dulu UAS baik-baik saja, dan beliau nyaman dengan urusan dakwahnya. Tetapi kini tiba-tiba saja banyak orang-orang yang tak dikenalnya, berusaha memaksanya untuk menjadi Cawapres Prabowo. Kalau dalam Bahasa Sumatera, Ustadz ini menjadi "ngeri-ngeri sedap, apalagi kalau duduk bersanding dengan Prabowo..."

Situasi menjadi semakin pelik. Sedari awal UAS sudah mengatakan bahwa dia tidak ingin terjun ke dunia politik. Lalu kemudian setelah dipaksa pihak tertentu, beliau kemudian terpaksa setuju. Namun teranyar, beliau menyatakan mundur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun