Poros pertama, Jokowi dengan Cawapres yang sudah ada "di sakunya," lalu Poros Kedua, pasangan Prabowo-AHY. Poros Tengah (barisan sakit hati) adalah trio PKB, PKS dan PAN. Poros Tengah ini tentu saja bisa menyebut nama mereka menjadi Poros Ulama maupun Poros Umat. Itu untuk membedakan mereka dengan Poros Nasional maupun "Poros Asing Aseng..."
Yang menjadi kendala adalah, Nama siapa yang akan dimajukan? Sejujurnya nama-nama balon mereka ini kurang begitu menjual! Nama mereka bisa laku (hanya sebagai Cawapres) jika disandingkan dengan nama Jokowi atau Prabowo saja...
Mungkin nama Anies bisa didaulat menjadi Capres. Lantas siapa jadi Cawapres? Kalau hitungan adu kuat kursi, maka nama PAN yang teratas (49 kursi) Kalau sudah begini, Amien Rais (yang "merasa remaja kembali" itu) cocok juga dijadikan Cawapres atau malah Capres sekalian berpasangan dengan Anies! Apalagi pada era awal reformasi dulu itu, Amien Rais lah yang menjadi penggagas Poros Tengah...
Kendala utama, "di negeri ini tidak ada makan siang yang gratis!" Lalu dari mana logistiknya?
Sekilas Opsi pertama ini tidak cocok buat Cak Imin. Namanya tidak masuk jadi Cawapres, eh malah keluar biaya untuk logistik. Dan kemungkinan menang juga tipis! Jadi opsi pertama ini tidak cocok buat Cak Imin!
Opsi Kedua
Dengan mengajak PAN (atau mungkin juga PPP) Cak Imin menjadi "pelakor" untuk menelikung Gerindra, lalu bersekutu dengan Demokrat! Paket yang ditawarkan tentu saja "Panas (Paket Ganas)" AHY-Cak Imin! Pilihan ini tentu saja akan sangat sulit untuk ditolak pepo...
Kalau sudah begini, terpaksa lah Gerindra harus rujuk kembali dengan pasangannya dulu itu...
Dengan demikian Poros pertama, pasangan Jokowi dengan Cawapres yang sudah ada "di sakunya," lalu Poros Kedua, pasangan AHY-Cak Imin. Lalu Poros Tengah (pasangan rujuk kembali) adalah Prabowo- Salim Segaf atau Prabowo-Anies.
Dari dua opsi yang tersedia diatas, tampaknya opsi kedua yang paling cocok buat Cak Imin. Bunyi peribahasanya adalah, "Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H