Kalau dulu "muka buruk cermin dibelah" maka kini berlaku "muka buruk pakaikan saja waring item..." Tapi yang jelas kedua proyek ini hanya menghamburkan uang rakyat saja tanpa menyelesaikan masalah....
Teranyar, Pemprov DKI akhirnya membuat sebuah pedestrian (jalan setapak) yang menghubungkan jalan raya dengan halte bis (membelah taman rumput)
***
Ditinjau dari sisi manapun, taman rumput ini lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya!
Diatas sudah dijelaskan bagaimana susahnya warga ketika akan mengakses bis (turun/naik bus dari halte) Lalu bagaimana dengan nasib penumpang bis penyandang difabel/disabilitas? Lalu bagaimana akses penumpang ke/dari halte ke bis ketika terjadi hujan?
Dalam kondisi rush hour (jam sibuk) bukan mustahil nanti kalau para penumpang bis akan mengantri di pedestrian (bukan di halte bis) ketika mereka menunggu kedatangan bis! Akhirnya tujuan pembuatan halte bis ini menjadi sia-sia. Halte nantinya akan menjadi tempat tidur gelandangan maupun anak jalanan...
Dan satu hal lagi yang tidak dibayangkan oleh penggagas ide ini. Ketika bis berhenti di samping halte (baca di samping taman) perlu tambahan waktu bagi bis untuk menaikkan maupun penumpang ke/dari halte, terkait jarak halte ke bis.
Hal ini tentu saja akan menambah kemacetan yang diakibatkan oleh mobil-mobil yang terpaksa harus berhenti di belakang bis tadi. Mobil-mobil yang berada di belakang bis baru akan berjalan ketika bis "sialan" tadi berjalan juga!
Lalu bagaimana solusi terbaik ketika kehadiran taman rumput ini harus dipaksakan juga?
Sama seperti akses masuk/keluar ke gedung-gedung di Kawasan jalan Sudirman yang tidak ditanami rumput (tetap jalan aspal) maka akses di samping halte bis juga harus tetap jalan aspal (tidak ditanami rumput)
Tujuannya adalah agar akses penumpang bis tetap mudah dan nyaman.