Sejak MotoGP Argentina 2018 berlalu, Marquez tidak hentinya mendapat kecaman dari banyak pihak. Apalagi Rossi yang sesama pembalap itu justru turut memperkeruh suasana. Namun Rossi melakukan standar ganda dengan mengabaikan nasib Pedrosa yang justru benar-benar ditabrak Zarko dari belakang. Akibatnya lengan Pedrosa retak dan harus dioperasi saat itu juga.
Kecaman terhadap dirinya itu membuat Marquez termotivasi untuk menunjukkan jati dirinya. Dialah penguasa sejati Amerika, bukan Rossi maupun pembalap lainnya. Pada saat Rossi dan pembalap lainnya harus terseok-terseok membalap agar tidak crash pada sirkuit yang tricky ini, Marquez justru tampak menikmati sirkuit yang "kejam" ini...
Di Circuit of The Americas ini, penampilan Marquez memang tampak seperti "alien" atau seperti "Los Galacticos" dengan Zidane, Figo, Beckham, dan Raul Gonzales zaman Real Madrid dulu. Begitu jumawa, superior bila dibandingkan dengan para pesaingnya. Tidak ada yang mengganggunya atau bahkan untuk mendekatinya...
Kalau prinsip dan penampilan Marquez begini terus, maka MotoGP akan kehilangan gregetnya! Secara teknis kemampuan Marquez jelas diatas pembalap lainnya. Akan tetapi secara mental pembalap berusia 23 tahun itu masih sedikit labil. Akan tetapi justru karena sifat labilnya itulah balapan MotoGP menjadi lebih menarik!
Pembalap senior seperti Dovizioso, Crutchlow, Pedrosa ataupun Vinales, Zarko dan Iannone bisa mencuri angka ketika Marquez "bertindak bodoh," dan itulah yang membuat balapan sepanjang musim menjadi lebih menarik. Kalau mental Marquez sudah sama seperti Mick Doohan dulu, maka balapan akan menjadi garing. Dia akan seenaknya start dari posisi 15 dan 5 lap kemudian dia sudah berada di depan untuk "mencari angin....mungkin juga sambil ngopi...."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H