***
Sangatlah wajar kalau Crutchlow kemudian sewot kepada media yang lebih tertarik untuk mengulas insiden Rossi-Marquez daripada mengulas jalannya perlombaan secara keseluruhan. Padahal para pembalap itu sudah mengeluarkan segala kemampuan mereka hingga "over the limit" demi kepuasan para penggemar MotoGP. Namun usaha pembalap tersebut tidak mendapat apresiasi yang layak dari para penggemar dan media...
Hal-hal seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi lagi pada balapan MotoGP selanjutnya. Kalau mau jujur coba kita lihat pada insiden yang terjadi pada awal balapan. Ketika itu Pedrosa baru saja diovertake Marquez dengan cara yang sedikit memaksa. Memang dari awal sepertinya Marquez bermain seperti orang "kesetanan!"
Zarco yang berada dibelakang Pedrosa terlihat sangat agresif. Pedrosa yang kemudian sedikit mengalah justru kemudian ditabrak dari belakang oleh Zarko. "Untung tak dapat dipeluk malang lalu datang mendekap!" Lintasan sebagian masih basah. Pedrosa tak mampu mengendalikan motornya. Pedrosa jatuh dengan posisi mengerikan. Pergelangan tangannya retak, dan langsung segera masuk meja operasi.
Untuk sementara pergelangan tangan Pedrosa dipasang pen titanium, dan dia tidak boleh membalap. Betapa sedihnya nasib Pedrosa. Adakah empati bagi Pedrosa? Adakah Pedrosa menghujat Zarko? Adakah Race Director, Dorna atau FIM menghukum Zarko dengan memberinya penalti 30 detik ataupun 60 detik? Tentu saja tidak! Karena "Pedrosa dan Zarko bukanlah kontestan Pilgub atau Pilpres!"
Seharusnya mbah Rossi berkaca dulu sebelum sesumbar mengeluarkan ocehan sumbang! Pedrosa tidak sakit hati atau membenci Zarko, karena itu adalah bagian dari sebuah balapan. Bukan sekali ini saja Pedrosa ditabrak oleh pembalap lain. Dan jangan lupa Rossi juga adalah pembalap penuh kontroversial juga.
Pada gelaran MotoGP Malaysia 2015 di sirkuit Sepang, Rossi "menendang" Marquez hingga terjatuh dan membuat Marquez tidak bisa melanjutkan lomba lagi. Akibat dari aksinya tersebut Rossi diganjar penalti dan harus memulai balapan berikutnya di Valencia dari urutan terakhir. Akhirnya mbah Rossi gagal menjadi juara, sedangkan Jorge Lorenzo rekan setim Rossi keluar menjadi kampiun MotoGP 2015.
Bagi simbah Rossi tepatlah kata pepatah orang tua zaman old, "Seperti menepuk air didulang terpercik muka sendiri..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H